Prediksi Kematian di Balik Berdirinya Batu Nisan Raksasa di Probolinggo

Batu nisan raksasa di Probolinggo itu dibangun oleh seorang mantan napi kasus penipuan dan penggandaan uang.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 11 Jul 2018, 00:02 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2018, 00:02 WIB
Prediksi Kematian di Balik Berdirinya Batu Nisan Raksasa di Probolinggo
Batu nisan raksasa di Probolinggo itu dibangun oleh seorang mantan napi kasus penipuan dan penggandaan uang. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Probolinggo - Nur Slamet alias Bintaos (42), warga Desa Ganting Wetan, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengaku membangun batu nisan raksasa sebagai persiapan pemakamannya. Ia sendiri memprediksi dirinya akan mati pada 2085 nanti atau berusia sekitar 109 tahun.

Bintaos mengatakan, pembangunan batu nisan raksasa itu menghabiskan dana sekitar Rp 150 juta. Uang itu berasal dari kocek pribadinya. Ia mengaku kurang tahu persis tanggal berapa pembangunan dua batu nisan itu.

Yang pasti dua batu nisan setinggi 11 meter dan lebar 2 meter tersebut selesai sejak dua bulan lalu. Dua nisan itu berjarak sekitar 10 meter dan dibangun di atas lahan sawah milik Bintaos.

Saat ini, bangunan tersebut belum rampung. Rencananya dua batu nisan itu akan dibangun undak-undak di empat sisi. Di atasnya akan diletakkan patung pria dan wanita dalam posisi berdoa.

Bintaos berharap kelak banyak yang mendoakan dirinya saat sudah meninggal, terutama anak cucunya. Batu nisan raksasa itu juga untuk mengingatkan bahwa ia beristirahat di sana.

"Apa yang saya dilakukan tidak menyalahi aturan dan agama. Tak ada niatan untuk melanggar agama. Ya semata-mata hanya untuk mempersiapkan kematian saya nanti. Dimana saya memprediksi akan meninggal dunia pada tahun 2085," tutur pria kelahiran 1976 itu, Senin, 9 Juli 2018.

Ia mengaku ide membangun kuburan dengan nisan raksasa karena ingin selalu dikenang keluarganya. Ia khawatir jika meninggal dunia nanti, anak cucunya tak mengingat kematiannya. Apalagi, ia menganggap batu nisan yang kebanyakan ada saat ini mudah rusak.

"Jika menggunakan batu nisan berukuran biasa akan hilang dan rusak. Dua tahun sudah dilupakan oleh anak cucu. Karena itu saya menyiapkan pemakaman saya sendiri, karena khawatir mereka tidak mampu," tuturnya.

Mantan napi kasus penipuan dan penggandaan uang itu menyebut, apa yang dilakukan merupakan bentuk jiwa seni dirinya. Selama hal itu tidak menyalahi aturan agama, dia akan melakukannya. Selain batu nisan, di rumahnya menurut Bintaos, banyak koleksi patung berbagai bentuk sebatas seni.

"Saya tidak bersedia kalau batu nisan ini dibongkar. Bangunan tersebut di atas lahan pribadi saya dan tidak menyalahi aturan. Apalagi tidak ada pembangunan patung yang harus urus izin," kata Bintaos bersikeras.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya