Tidur Bersama Ular, Ritual Kematian Rizky yang Tewas Dipatuk King Cobra Peliharaan

King Cobra peliharaan Rizky didapat dari lokasi banjir dan merupakan dambaannya.

diperbarui 10 Jul 2018, 14:02 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2018, 14:02 WIB
Ular king cobra
Rizki Ahmat saat bersama ular king cobra di Taman Tugu Soekarno, sebelum dipatuk ular peliharaannya di Bundaran Besar, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu pagi, 7 Juli 2018. (Dok. Kalteng Post/Jawa Pos Group)

Palangka Raya - Rizky Ahmad alias Dewa dinyatakan meninggal oleh pihak RSUD dr Doris Sylvanus, Senin, 9 Juli 2018, pukul 08.30 WIB setelah dirawat sekitar 25 jam. Kematian pawang ular berusia 19 tahun setelah dipatuk king cobra pada Minggu pagi, 8 Juli 2018, di Bundaran Besar itu menjadi buah bibir masyarakat Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Kematiannya masih belum sepenuhnya dipercaya, termasuk oleh keluarga. Mereka percaya Dewa masih bernyawa.

Keyakinan itu mereka rasakan lantaran kondisi suhu tubuh Dewa masih hangat. Wajahnya tidak begitu pucat. Sekitar leher sesekali mengeluarkan butiran keringat.

"Pihak keluarga terus berharap adanya mukjizat. Memang korban sebelumnya sudah sempat mau dimandikan, tapi saat dipegang badannya kok hangat. Karena itu, kami keluarga tidak mau memandikannya dulu. Meski lubang kuburan sudah selesai digali," kata Suwardi, ayah korban, kemarin sore.

Sampai malam sekitar pukul 21.30 WIB, puluhan warga masih berdatangan. Mereka mengerumuni tubuh Dewa yang ditutup kelambu. Mereka menyebutnya ritual tidur bersama ular. Sontak, hal yang masih awam dilihat warga Palangka Raya itu menyedot perhatian warga yang berbondong-bondong datang ingin melihat secara dekat.

Suwardi mengungkapkan, Dewa sempat berpesan, jika suatu saat kobra atau ular peliharaannya menggigit, tak boleh membalasnya dengan menyiksa atau membunuh kobra itu.

"Anak saya berpesan, jika sewaktu-waktu tergigit oleh ularnya sendiri, tolong jangan dibunuh, tapi dilepasliarkan saja," bebernya kepada Kalteng Pos (Jawa Pos Group) di rumah Jalan Danau Rangas.

Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Koleksi Ular Rizky

King cobra
Rizki Ahmat saat bersama ular king cobra di Taman Tugu Soekarno, sebelum dipatuk ular peliharaannya di Bundaran Besar, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu pagi, 7 Juli 2018. (Dok. Kalteng Post/Jawa Pos Group)

Rizky memiliki enam ekor ular. Ada dua jenis piton besar, tiga piton kecil, dan satu ekor kobra. Sedari dulu, ia diketahui sangat ingin memelihara kobra. Dia gembira sekali kala itu setelah mendapatkan kabar bahwa ada kobra di lokasi banjir di daerah Danau Rangas.

Ia langsung datang ke lokasi untuk menangkapnya langsung. Setelah berhasil, kobra itu dibawa pulang.

Terpisah, Kabid Diklit Pengembangan SDM dan Humas RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya dr Theodorus Sapta Atmadja membeberkan kondisi pasien atas nama Rizky Ahmad kali pertama masuk Minggu pagi lalu sekitar pukul 07.00 WIB.

Saat datang, pasien dalam kondisi yang serius dan langsung dirawat di ruang ICU. Beberapa jam setelah itu, pasien mengalami penurunan kesadaran.

Kemudian, sekitar pukul 14.00 WIB, pasien menggunakan alat pernapasan (ventilator). Napas yang sudah diambil alih mesin menunjukkan bahwa toksin sudah masuk ke dalam susunan saraf pusat. Racun king cobra tersebut mengakibatkan dia tidak bisa bernapas spontan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya