Mengusir Seram di Museum Mpu Purwa Malang

Museum Mpu Purwa Malang dilengkapi teknologi QR Code dan ruang multimedia untuk memupus kesan angker.

oleh Zainul Arifin diperbarui 16 Jul 2018, 02:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2018, 02:00 WIB
Gaya Milenial di Museum Mpu Purwa Malang Pupus Kesan Suram
Museum Mpu Purwa Malang dilengkapi teknologi QR Code menyajikan informasi digital untuk pengunjung (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Museum dengan sebagian besar koleksinya berupa artefak maupun arca tak selalu tampak suram. Museum bisa dikemas lebih milenial, dilengkapi teknologi modern. Penampilan seperti itulah yang kini bisa dijumpai di Museum Mpu Purwa di Kota Malang, Jawa Timur.

Salah satu museum di Kota Malang ini terlihat cerah dengan tata cahaya, memupus kesan suram. Museum Mpu Purwa mengoleksi 136 artefak sampai arca. Meski hanya 56 koleksi masterpiece yang dipajang. Koleksi itu peninggalan masa Kerajaan Kanjuruhan hingga Majapahit.

Banyak koleksi bernilai sejarah tinggi yang hanya bisa dijumpai di Museum Mpu Purwa. Misalnya, sebuah arca ganesha mengendarai tikus. Arca berukuran sekitar 40 cm x 60 cm ini hanya satu – satunya yang ditemukan di Indonesia. Hanya di India arca serupa bisa dijumpai.

Pengunjung dimudahkan untuk mendapat informasi tiap koleksi itu meski tanpa pemandu. Sebab museum menggunakan teknologi QR Code atau sistem scaning. Pengunjung bisa mendapat informasi berbentuk digital sekaligus langsung mengunduhnya di telepon cerdas miliknya.

Di dalam museum seluas 1.200 meter persegi ini juga terdapat ruang multi media. Pengunjung bisa menikmati film tentang sejarah Kerajaan Singasari yang diputar di ruangan ini. Seluruh fasilitas itu disediakan agar kita bisa menikmati museum dengan cara berbeda.

"Museum ini sangat bagus untuk sarana pendidikan dan rekreasi. Bisa mengembangkan imajisasi dan kreatifitas pengunjung," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi saat meresmikan Museum Mpu Purwa di Malang, Sabtu, 14 Juli 2018.

Keberadaan museum ini cukup penting. Apalagi di Malang kerap ditemukan berbagai peninggalan purbakala. Dengan segala kekayaan sejarah masa lalu, masih banyak peninggalan purbakala yang belum dieksplorasi di wilayah ini.

Pegiat seni dan budaya di Kota Malang diharapkan juga memanfaatkan museum ini untuk berbagai kepentingan. Mulai kegiatan ilmiah hingga pertunjukan untuk promosi seni dan budaya. Agar semua produk budaya tak hanya tersimpan di museum atau jadi dokumen semata.

"Ke depan harus banyak museum yang ditata dengan tema tertentu. Akan ada alokasi anggaran khusus untuk museum, apalagi sekarang sudah ada perundangan kemajuan budaya," ujar Muhadjir.

 

Simak video menarik pilihan berikut di bawah :

Pertunjukan di Museum

Gaya Milenial di Museum Mpu Purwa Malang Pupus Kesan Suram
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi meresmikan Museum Mpu Purwa di Malang, Sabtu 14 Juli 2018 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, Museum Mpu Purwa direnovasi bertahap sejak 2014 – 2017 dengan total dana yang dihabiskan mencapai Rp 8,5 miliar bersumber dari APBN.

"Setelah ini, kami juga akan siapkan berbagai kegiatan seni dan budaya untuk menarik minat wisatawan ke museum ini," kata Ida Ayu.

Jumlah kunjungan di museum ini memang belum terlalu banyak. Rata – rata per tahun hanya sebanyak 3 ribu pengunjung. Namun setelah peresmian ini dengan berbagai fasilitasnya, diharapkan bisa menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung.

Di depan museum sudah dibangun pendopo kecil. Bisa dimanfaatkan para seniman untuk berlatih sekaligus tampil secara rutin. Sehingga, museum tak sekedar jadi tempat menyimpan benda bersejarah. Tapi juga ruang ekspresi seni dan budaya di Kota Malang.

"Kami dengan berbagai komunitas sedang menggarap sebuah tarian tentang Mpu Purwa. Pendopo juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai penampilan budaya lainnya," ucap Ida Ayu.

Arkeolog Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono mengatakan museum tak boleh jadi sekedar tempat menyimpan benda – benda bersejarah, tapi bisa jadi pusat penyebaran budaya.

"Bisa jadi pusat pengkajian kebudayaan. Harus ada agenda rutin tentang kajian budaya di museum ini, karena masih banyak peninggalan di Malang ini yang belum dieksplorasi," ucap Dwi Cahyono.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya