Ainul Korban Gempa Lombok di Gunung Rinjani Banyak Teman dan Hobi Mendaki

Pendaki asal Makassar itu dikabarkan meninggal dunia dalam upaya menyelamatkan diri saat gempa Lombok melanda di Gunung Rinjani.

diperbarui 31 Jul 2018, 03:03 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2018, 03:03 WIB
Pendaki Rinjani korban gempa Lombok
Ayah Ainul, Amrullah, saat memperlihatkan foto sang anak yang menjadi korban gempa Lombok di Gunung Rinjani, saat ditemui di rumahnya kawasan Laikang, Biringkanaya, Kota Makassar. (Sahrul Ramadhan/JawaPos.com)

Lombok - Gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), berkekuatan 6,4 skala Richter (SR) pada Minggu, 29 Juli 20018, membuat ratusan pendaki terjebak di Gunung Rinjani. Seorang pendaki bahkan dinyatakan meninggal dunia. Dia adalah Muhammad Ainul Taksim (25), pendaki asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ainul, sapaan akrabnya, dikabarkan meninggal dunia dalam upaya menyelamatkan diri saat gempa Lombok melanda. Ia meninggal dunia akibat luka di kepala.

Ayah kandung Ainul, Amrullah (59), menuturkan awal keberangkatan anak keempat dari enam bersaudara itu pada Rabu, 25 Juli 2018, menuju Gunung Rinjani.

"Dia berangkat dengan teman-temannya dari sini tiga orang dan ada temannya di luar sini ada juga jadi total delapan orang dari Makassar," ucap Amrullah saat ditemui di kediamannya, Kompleks Bumi Sudiang Raya, Blok J/14, Kelurahan Laikang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Senin, 30 Juli 2018, dikutip JawaPos.com.

Di Lombok, NTB, Ainul kembali menjumpai rekannya berjumlah lima orang. Totalnya 13 orang langsung mendaki gunung setinggi 3.726 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut.

Alumnus Akademi Keperawatan (Akper) Makassar tahun 2014 itu, imbuh Amrullah, diketahui merupakan pribadi yang ramah. Karena hobinya berpetualang mendaki dan ke laut, ia memiliki banyak rekan di luar kota Makassar.

"Dia bukan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala), tapi karena hobinya itu mendaki. Kalau ndak mendaki dia ke laut, petualang begitu. Makanya, banyak temannya kalau mau ke mana-mana," Amrullah menuturkan hobi sang anak yang menjadi korban meninggal terdampak gempa Lombok di Gunung Rinjani.

Baca berita menarik dari JawaPos.com lain di sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Seorang Kontraktor Muda di Bulukumba

Pendaki Rinjani korban gempa Lombok
Muhammad Ainul Taksim, pendaki asal Makassar, Sulawesi Selatan, yang meninggal di Gunung Rinjani akibat gempa Lombok berkekuatan 6,4 skala Richter, Minggu, 29 Juli 2018. (Jawa Pos Photo)

Hampir semua gunung di Sulsel, imbuh Amrullah, telah didaki oleh anaknya. Ainul bahkan sempat meninggalkan pekerjaan sebagai seorang kontraktor di Kabupaten Bulukumba, Sulsel, beberapa waktu lalu, karena cedera di bagian pergelangan tangan.

"Jadi di situ dia operasi, dia istirahat sementara. Nah, setelah itu ada tawaran lagi untuk kerja di Enrekang, tapi katanya sebelum sibuk kerja, dia mau tuntaskan dulu pendakiannya di luar Sulsel, baru lanjut kerjanya," terangnya.

Karena tekadnya yang begitu besar untuk mendaki, Amrullah kemudian memberikan kebebasan terhadap sang anak untuk menuntaskan keinginan itu.

Saat ini, kakak tertua korban, Indah Musdalifah (30) sudah terbang ke Lombok, untuk menjemput jenazah korban. "Tadi pagi sudah pergi anak tertua saya, kakaknya Ainul ke Lombok. Kita tunggu proses administrasi karena Ainul sudah dievakuasi," ucap Amrullah.

Adapun suasana duka juga masih terlihat menyelimuti kediamannya. Kerabat masih menunggu kepulangan jenazah Ainul yang dikabarkan menjadi korban saat berkemah sebelum tiba di puncak Rinjani.

Rencananya, jenazah Ainul bakal dimakamkan di pekuburan tokoh masyarakat Laikang, di Kelurahan Laikang, Biringkanaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya