Menguji Adrenalin Pagi dengan Main Paralayang di Atas Gunung Putri Garut

Meskipun tergolong baru, peminat olahraga paralayang di Bukit Parama Satwikan, Garut, Jawa Barat terus meningkat.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 23 Sep 2018, 06:02 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2018, 06:02 WIB
Wisata alam paralayang gunung putri Garut, Jawa Barat
Wisata alam paralayang Gunung Putri Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Berada di atas ketinggian 1.450 meter di atas permukaan laut (mdpl), keberadaan Bukit Parama Satwika (BPS), di kaki Gunung Putri, Desa Mekarjaya, Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat memang cukup indah.

Berbekal angin yang kencang, panorama alam yang indah dengan hamparan sawah dan pemukiman yang berada di bawahnya, dijamin bisa memberikan sensasi dan kesenangan tersendiri bagi pecinta olahraga ekstrem paralayang.

"Ini salah satu bukit dengan penerbangan paling tinggi buat Paralayang," ujar Kapolres Garut, AKBP Budi Satria Wiguna, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, Garut patut bersyukur dengan kontur alam yang dikuasai pegunungan, selain memiliki tingkat kesuburan tanah yang cocok bagi pertanian, juga bisa menjadi modal berharga untuk pengembangan kawasan wisata alam terkini, khususnya paralayang.

"Awalnya masyarakat Garut belum paham (dengan rencana wisata baru). Namun setelah booming dan ramai, baru mereka terbuka," ujar dia mengenang awal mula merintis sekaligus mengenalkan olahraga itu kepada masyarakat.

Untuk menikmati panorama alam di Bukit Parama, butuh perjuangan ekstra. Sebuah ikhtiar yang sepadan dengan kepuasan yang akan dinikmati di atas salah bukti kebanggaan masyarakat Garut itu.

Jalan berdebu dan berkelok, hamparan area pertanian warga, rimbunan pohon pinus plus area peternakan sapi perah milik PT Raflesia, yang berada persis di bawahnya, bakal menemani mengantarkan perjalanan anda.

Selanjutnya, ratusan anak tangga menjelang di puncak bukit, seolah menjadi tantangan tambahan yang akan anda nikmati, yang pasti cucuran keringat pasti bakal membasahi pakaian anda.

Namun, semua lelah seakan sirna saat pertama kali menginjakan kaki di puncak bukit. Sebuah plang besar bertuliskan 'Bukit Parama Satwika' terpampang di sana. Tak heran, hembusan angin segar nan sejuk khas pegunungan langsung menghabiskan penderitaan perjalanan anda.

Bahkan 10 menit berlalu, Liputan6.com menyaksikan sendiri sensasi itu. Anda yang baru pertama kali naik, dijamin bakal mendapatkan hal serupa. Panorama alam pegunungan yang sejuk dan asri, sambil menyaksikan pemandangan pusat kota Garut di atas gunung.

 

 

 

 

Destinasi Baru Wisata Paralayang

Para penerjun Paralayang di bukit Parama Satwika, Garut, Jawa Barat
Para penerjun paralayang di Bukit Parama Satwika, Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Sejak pertama kali dipopulerkan Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna dan jajarannya enam bulan lalu, tren bukit Parama Satwika, Garut memang terus naik.

Beberapa acara yang diinisiasi lembaga keamanan negara itu, kerap digelar di sana. Bahkan satu prasasti dengan tanda tangan Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maroto, tertanam gagah di sana. Tak ayal, animo masyarakat untuk menyaksikan olahraga ekstrem paralayang terus bertambah setiap bulannya.

"Saya sering dengar ada wisata paralayang, makanya ke sini ingin melihat langsung," ujar Obar Sobarna (42), pengunjung asal Samarang.

Ia yang berangkat bersama dua rekan lainnya, sengaja memilih gowes alias menggunakan sepeda dunhil atau tipe sepeda yang biasa menjelajahi trek terjal seperti gunung.

"Rutenya sangat menantang, naik turun dan berdebu, tapi terbayang saat berada di puncak," puji dia dengan lega.

Menurutnya, olahraga udara paralayang itu perlu sosialisasi yang cukup luas. Selain terbilang baru bagi masyarakat 'dodol' Garut, juga fasilitas rute sepeda menuju puncak Bukit Parama belum tersedia. "Mungkin bisa menjadi masukan juga," pinta dia sambil tersenyum.

Hal yang sama disampaikan Ade Hatta (45), asal Bungbulang, wilayah Garut selatan. Sejak munculnya olahraga Paralayang di Garut, ia yang naik bersama enam anggota keluarganya, mengaku penasaran merasakan sensasi berada di atas ketinggian.

"Saya bukan mau naik paralayang, tapi ingin tahu Garut dari ketinggian Gunung Putri saja sambil wisata," kata dia.

Panorama Bukit Parama, ujar dia, memberikan kebanggaan tersendiri termasuk anggota keluarga yang ia bawa, selain butuh perjuangan esktra untuk mencapainya, juga mendapatkan pengalaman berada di atas ketinggian 1.400 mdl.

"Anginnya cukup kencang, tapi secara keseluruhan cukup sejuk," kata dia.

Namun, ada hal yang perlu dibenahi yakni belum lengkapnya prasarana ibadah dan toilet dengan persediaan air yang cukup. "Tinggal bangun mushola dan warung buat jajan, pengunjung bakal ramai," ungkap dia.

Butuh Sosialisasi Dan Promosi Daerah

Hamparan gunung menuju bukit Parama Satwikan, Garut, Jawa Barat
Hamparan gunung menuju bukit Parama Satwikan, Garut, Jawa Barat (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Dengan segudang keunggulannya itu, Budi berharap rintisan kawasan wisata baru yang ia bangun, bisa menjadi jalan pembuka bagi pemda Garut, untuk mengembangkan kawasan itu menjadi destinasi baru wisata alam di Garut.

"Sayang jika hanya berjalan sampai sini, tinggal bangun infrastruktur pendukung, pengunjung bakal datang sendiri," kata dia.

Saat ini, informasi wisata paralayang di Jawa Barat, masih didominasi kawasna wisata Paralayang Puncak, Kabupaten Bogor. Lokasinya yang strategis di jalur utama kawasan Puncak, membuat pengunjung lebih nyaman di sana.

Namun meskipun demikian, Ia tidak patah arang. Dengan berbagai keunggulan yang ada. Destinasi wisata alam paralayang bukit Parama Satwika Gunung Putri ini bakal berkembang. "Awal tahun depan kita akan menggelar even nasional di sini," ujarnya.

Sehingga kawasan wisata yang tengah dikembangkan Polres Garut saat ini, bisa menjadi aternatif destinasi wisata menarik berikutnya. "Saya dengar harga tanah sekitar sini mulai naik, membuktikan kawasan ini mulai dilirik," ujar Budi bangga.

Budi mengakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Mulai akses jalan yang masih tanah berdebu, kemudian penunjang lainnya yang dilakukan secara mandiri masyarakat sekitar.

Bahkan pembukaan jalan baru yang diiniasi Polres Garut pun, masih sebatas jalan tanah berdebu, belum tersentuh pembangunan sama sekali. "Mungkin saat ini lebih tepat jika menggunakan kendaraan off road," kata dia.

Bagi anda yang menyenangi olahraga dengan ketinggian di alam terbuka. Tidak ada salahnya memasukan nama bukit indah yang satu ini, untuk merasakan sensasi menjajal nyali anda menggunakan parasut paralayang. Selamat mencoba.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya