Waspada, BMKG Prediksi Gempa Palu Masih Berlanjut

Jika terjadi gempa besar, masyarakat harus segera berlari ke tempat yang lebih tinggi.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Okt 2018, 14:04 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2018, 14:04 WIB
Mencari yang tersisa dari gempa Palu
Warga memeriksa puing-puing di mana rumah mereka berdiri sebelum gempa dan tsunami di Petobo, Palu, Kamis (4/10). Wilayah Kelurahan Petobo di Palu menjadi salah satu daerah yang terkena dampak parah karena 'ditelan bumi'. (AFP/ ADEK BERRY)

Liputan6.com, Palu - Peneliti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr Muzli memperkirakan gempa susulan pascaterjadinya gempa Palu-Donggala, Sulawesi Tengah, akan terus terjadi dalam beberapa bulan mendatang.

"Apalagi kekuatan gempanya mencapai 7,4 skala Richter (SR), diperkirakan akan berlangsung berbulan-bulan," ujar Muzli yang saat ini menjadi peneliti tamu di Earth Observatory of Singapore Nanyang Technology University (NTU) Singapura dilansir Antara di Jakarta, Selasa (9/10/2018).

"Gempa di Lombok yang terjadi pada 29 Juli saja, sampai saat ini masih terjadi gempa susulan," imbuhnya lagi.

Muzli menjelaskan penyebab utama dari gempa Palu-Donggala pada Jumat (28/9/2018) adalah karena aktivitas sesar geser Palu Koro. Blok sebelah kiri menuju ke selatan dan blok kanan menuju ke arah barat.

Menurut dia, ciri gempa sesar geser adalah gempa dangkal dan sesar mendatar. BMKG menyebut kedalaman gempa Palu-Donggala, yakni 10 kilometer dengan pusat 27 kilo meter laut Donggala. Selain itu, kata dia, gempa susulan yang terjadi juga mengarah ke arah yang sama.

Pihak BMKG saat ini sedang berada di Palu, untuk memasang alat sensor pemantau gempa yang bertujuan untuk memantau gempa susulan.

"Melalui alat ini akan diketahui hasil distribusi dari gempa susulan," katanya.

Muzli menjelaskan, secara umum, gempa sesar geser sulit untuk terjadinya tsunami. Kemungkinan besar, kata Muzli, tsunami terjadi karena longsor yang terjadi di Teluk Palu.

"Tapi perlu dibuktikan lebih lanjut. Dengan kondisi teluk yang sempit, tanpa ada gempa sesar geser pun, bisa menimbulkan tsunami. Berbeda dengan lautan luas," kata dia.

Menurut Muzli, masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa hidup di daerah cincin api dan pertemuan lempeng yang rawan terhadap bencana. Dengan begitu, harus bisa mempersiapkan diri ketika terjadinya bencana. Terutama jika terjadi gempa besar, maka masyarakat harus segera berlari ke tempat yang lebih tinggi.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya