Tahap Terkini Upaya Pencarian Korban Gempa Palu

Sebagian masyarakat menghendaki untuk dihentikan dan lokasi itu dijadikan kuburan massal lalu dibangunkan monumen.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Okt 2018, 15:03 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2018, 15:03 WIB
Endusan Anjing K9 Bantu Polisi Cari Korban Gempa dan Tsunami Palu
Unit K9 dibantu anjing pelacak mencari korban di antara puing bangunan usai gempa dan tsunami menerjang Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10). Anjing K9 telah membantu menemukan jasad korban yang tertimbun reruntuhan. (AP Photo/Tatan Syuflana)

Liputan6.com, Palu - Hingga hari ke-10 pascagempa dan tsunami yang menerjang Kota Palu, Sigi, dan Donggala, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah belum memutuskan apakah pencarian dihentikan atau terus dilakukan sampai 14 hari sesuai ketentuan tanggap bencana.

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan, untuk menghindari dampak penyakit sebaiknya pencarian disegerakan atau dihentikan. Namun untuk saat ini, semua keputusan ada di masyarakat dan keluarga korban.

"Kita mau tanya masyarakat, apakah dilanjutkan pencarian atau kita hentikan untuk menghindari dampak penyakit yang ditimbulkan. Sebagian masyarakat menghendaki untuk dihentikan dan lokasi itu dijadikan kuburan massal lalu dibangunkan monumen," kata Longki Djanggola di Palu, Senin (8/10/2018).

Dia mengatakan, pemerintah daerah bersama unsur terkait lainnya akan melakukan rapat koordinasi terkait akan berakhirnya masa tanggap darurat gempa dan tsunami Palu.

Ia menambahkan, untuk saat ini pencarian korban masih terus dilakukan dan akan mempertimbangkan kondisi yang ada, sebab dipastikan kondisi jenazah saat ini tidak utuh lagi karena sudah beberapa hari tertimbun tanah disertai lumpur.

"Kalaupun ditemukan ya paling tidak dikenal lagi," katanya dilansir Antara.

Ia mengatakan selain fokus menyelesaikan pencarian korban, tim penanggulangan bencana juga fokus pada distribusi bantuan logistik ke posko pengungsian melalui daerah masing-masing.

"Karena tidak mungkin kami yang dari provinsi mengantar bantuan itu sampai ke kelurahan. Yang tahu itu ya pemerintah daerah masing-masing. Mereka yang tahu siapa semua warganya," katanya.

Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) pada 6 Oktober mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah telah mencapai 1.649 orang.

Jumlah tersebut tersebar di Kota Palu sebanyak 1.413 orang, Kabupaten Sigi 64 orang, Donggala 159 orang, Parigi Moutong 12 orang dan Pasangkayu, Sulawesi Barat satu orang.

Korban luka berat mencapai 2.549 orang, korban hilang 265 orang, dan tertimbun 152 orang.

Ia mengatakan, terdapat tiga titik lokasi gempa paling rusak, yakni Kelurahan Balaroa dan Kelurahan Petobo, Kota Palu serta Desa Jono Oge di Kabupaten Sigi.

Longki mengatakan, jika masyarakat setuju upaya pencarian dihentikan, maka lokasi tersebut akan dijadikan kuburan massal selanjutnya ditetapkan sebagai ruang terbuka hijau karena tidak layak lagi untuk ditempati.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya