Pemkot Makassar Sulap Warga Jadi Intel

Tindak kejahatan yang terus meningkat memaksa Pemkot Makassar membuat antisipasi khusus.

diperbarui 04 Des 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 17:00 WIB
Polisi bertopeng Polsek Panakukang Makassar saat membekuk pelaku begal (Liputan6.com/ Eka Hakim)
Polisi bertopeng Polsek Panakukang Makassar saat membekuk pelaku begal (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Makassar - Makassar darurat tindakan kejahatan. Menjelang Natal dan Tahun Baru 2019, Pemkot Makassar bakal mengambil antisipasi khusus guna mengurangi keresahan warga dengan maraknya tindak kejahatan di kota tersebut.

Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, seperti dikutip laman Jawapos mengatakan, pihaknya akan melibatkan masyarakat dan menjadikannya semacam intelijen membantu petugas kepolisian.

“Tidak ada jalan lain, kami harus lawan ini (kejahatan jalanan) dengan melibatkan masyarakat. RT dan RW khususnya penasihat walikota,” ungkapnya.

Momen pergantian tahun biasanya kerap dimanfaatkan pelaku kejahatan untuk menjalankan aksi. Hal itu bercermin dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau saya buat dalam diagram dari kejahatan ini, tidak lain dari waktu-waktu pengumpulan uang dan waktu-waktu orang membutuhkan uang. Biasanya pelaku ada kebutuhan untuk pesta-pesta jelang ini (tahun baru). Maka meningkat kebutuhannya. Pada saat bersamaan, akhir tahun kebutuhan semakin meningkat dan di situlah kejahatan meningkat," terang pejabat yang akrab disapa Danny Pomanto itu.

Pada 2018, tren kejahatan di kawasan perkotaan terbilang menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Khususnya menjelang akhir tahun. Namun untuk jenis kejahatannya, tahun ini lebih sadis dibandingkan sebelumnya.

"Tahun ini lebih sadis karena ada yang sampai potong tangan korban. Ini jelas sangat mengkhawatirkan, luar biasa. Makanya kami lakukan cara-cara sederhana untuk bantu kepolisian. Mulai dari level RT dan RW, penasihat wali kota untuk aktif menjadi sensor sosial," terang Danny.

Dibandingkan dengan daerah lain, di Makassar sendiri penanganan khusus pelaku kejahatan jalanan terbilang cukup masif. Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi. Yakni, pelaku begal yang memotong tangan korbannya. Dalam waktu 4 hari, para pelaku berhasil diamankan pihak kepolisian.

"Itu artinya apa, bahwa semua infrastruktur perkotaan bisa dengan cepat membantu kepolisian untuk mengungkap. Misalnya ada CCTV di beberapa sudut kota sampai informasi masyarakat dan lain-lain. Makanya kami koordinasi juga terus dengan kepolisian khusus untuk penanganan pelaku di momen akhir tahun nanti," pungkas Danny Pomanto.

Baca juga berita lainnya di Jawapos.com.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya