Melihat Tukik Kegirangan Melaju di Pantai Keude Panga Aceh

Warga bersama mahasiswa melakukan pelepasliaran puluhan tukik atau bayi penyu di kawasan Pantai Keude Panga, Kecamatan Panga, Kabupaten Aceh Jaya. Tukik yang dilepas berjenis lekang atau dikenal dengan nama latin Lepidochelys olivacea.

oleh Rino Abonita diperbarui 13 Jan 2019, 08:01 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2019, 08:01 WIB
Pelepasliaran Tukik
Pelepasliaran Tukik (Liputan6.com/Rino Abonita)

Liputan6.com, Aceh - Seekor tukik tampak kepayahan. Tubuhnya terperosok ke dalam lekukan pasir sehingga laju gerakannya tertahan.

Lelaki yang sedang memegang baskom orange terlihat menunjuk-nunjuk. Seorang perempuan mengenakan almamater menghampiri dan tertawa kemudian membenarkan posisi badan tukik.

Saat itu, Kamis, 10 Januari 2019, warga bersama mahasiswa melakukan pelepasliaran puluhan tukik atau bayi penyu di kawasan Pantai Keude Panga, Kecamatan Panga, Kabupaten Aceh Jaya. Tukik yang dilepas berjenis lekang atau dikenal dengan nama latin Lepidochelys olivacea.

Kepala Konservasi Penyu Aroen Meubanja, Kecamatan Panga, Kabupaten Aceh Jaya, Dedi mengatakan, itu pelepasan perdana dalam masa peneluran di tahun ini. Jumlah tukik atau bayi penyu yang dilepas sebanyak 62 ekor.

"Pelepasan pukul 18.00 WIB. Yang tadi dilepas dari 85 telur, 62 berhasil menetas, yang lainnya gagal," ungkap Dedi, kepada Liputan6.com, usai melepas tukik-tukik tersebut.

Pelepasliaran tukik turut dibantu warga dan sejumlah mahasiswa dari Universitas Syah Kuala (Unsyah) Banda Aceh. Para mahasiswa ini sedang dalam tugas Kuliah Kerja Nyata atau lazim disebut KKN.

Ujung tahun 2018 lalu, juga dilakukan pelepasliaran tukik di kawasan pantai yang sama. Kegiatan dilakukan dengan mengikutsertakan Divisi Lingkungan Unit Kegiatan Mahasiswa Penanggulangan Kebencanaan (UKM PK) Universitas Teuku Umar.

Pembina UKM PK UTU, Irsadi Aristora, mengatakan, pelepasanliaran tukik kembali dilakukan dalam beberapa minggu ke depan. Pelepasan dilakukan di Kawasan Konservasi Penyu Aroen Meubanja, Kabupaten Aceh Jaya.

"Aroen Meubanja adalah daerah binaan dalam hal penyusunan qanun dan reusam (regulasi yang berkaitan dengan konservasi) bekerjasama World Wild Fund for Nature (WWF), sebuah lembaga nirlaba yang bergerak di isu perlindungan satwa," sebut Irsadi, kepada Liputan6.com.

Menurut Irsadi, belakangan, laju konservasi penyu, khususnya di Aceh Jaya semakin baik. Dia berharap, ini menjadi gebrakan bagi upaya pelesatarian alam, lingkungan, serta semua satwa di dalamnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya