Perjuangan Warga Pakai Tangga dari Bambu Lewati Jembatan Putus di Gowa

Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang melanda wilayah Sulawesi Selatan, data sementara mencatat 53 kecamatan di 12 kabupaten kota di Sulawesi Selatan mengalami banjir, longsor, dan angin kencang.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2019, 20:03 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2019, 20:03 WIB
Ilustrasi Jembatan
Ilustrasi jembatan kuno terbuat dari tali yang membentang sampai ke hutan rimba.

Liputan6.com, Gowa - Jembatan Jenelata di Desa Tanakaraeng Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan yang putus akibat debit dan arus air yang kuat menyebabkan warga terpaksa menggunakan tangga dari bambu naik ke jembatan yang putus untuk menyeberang ke desa tetangga.

"Tangga bambu ini inisiatif masyarakat karena kesulitan tidak ada akses untuk menyeberang," kata Mustajab warga Desa Tanakaraeng di Gowa, Sulsel, Minggu (27/1/2019) dilansir Antara.

Jembatan tersebut merupakan akses terdekat yang menghubungkan Desa Tanakaraeng dengan desa Moncongloe. Sedangkan akses lainnya merupakan jalan yang memutar jauh dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam.

Jembatan putus pada Selasa (22/1) akibat debit air meningkat karena intensitas hujan yang tinggi. Sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan juga mengalami banjir dan tanah longsor.

Menurut Mustajab, warga desa di tempat tinggalnya biasa berbelanja ke Desa Moncongloe, begitu juga anak Sekolah Menengah Atas (SMA) harus menyeberang untuk sekolah.

Hal senada dikatakan Jufri, warga Desa Tanakaraeng, untuk menyeberang mereka terpaksa jalan memutar, biasanya menumpang ojek hanya Rp 5.000 namun sekarang harus membayar dua kali lipat.

Personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) asal Gowa, Arsidin mengatakan, hujan ekstrem terjadi sejak Minggu (20/1), ia bersama tim Tagana Kemensos tersebut sedang berkeliling Desa Kampili yang dekat dengan jembatan Jenelata karena mendapat informasi ada warga yang terbawa arus.

Lalu pada saat itu, juga ada informasi jembatan mulai retak dan ia menyaksikan sendiri jembatan putus terbawa arus.

Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang melanda wilayah Sulawesi Selatan, data sementara mencatat 53 kecamatan di 12 kabupaten kota di Sulawesi Selatan mengalami banjir, longsor, dan angin kencang.

Kementerian Sosial telah menyalurkan bantuan tanggap darurat senilai Rp 2,6 miliar untuk kebutuhan dasar warga korban bencana dan santunan ahli waris korban meninggal dunia.

Sebelumnya Wapres Jusuf Kalla meninjau Bendungan Bili-Bili dan jembatan Jenelata yang putus, didampingi Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan sejumlah pejabat lainnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya