Minta Ditraktir Makan Mahal, Pengasuh Anak Tewas di Tangan Kenalan Baru

Misteri pembunuhan AS di sebuah kebun sawit Kecamatan Rumbai Pesisir akhirnya terungkap. Pelaku berinisial HS ditangkap dalam bus tujuan Jakarta ketika melintas di Jalan Lintas Sumatera, Kelurahan Pagar Agung, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

oleh M Syukur diperbarui 18 Feb 2019, 23:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2019, 23:00 WIB
Pembunuh Ayu Safitri, Hendra Syahputra ketika berada di Mapolresta Pekanbaru
Pembunuh Ayu Safitri, Hendra Syahputra ketika berada di Mapolresta Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Misteri pembunuhan AS di sebuah kebun sawit Kecamatan Rumbai Pesisir akhirnya terungkap. Pelaku berinisial HS ditangkap dalam bus tujuan Jakarta ketika melintas di Jalan Lintas Sumatera, Kelurahan Pagar Agung, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

Menurut Wakil Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Ajun Komisaris Noah Aritonang, penangkapan pria 28 tahun itu berkat kerja sama Polsek Rumbai Pesisir dengan Polresta Pekanbaru dan Polres Lahat. Tersangka ketika ditangkap mengakui semua perbuatannya.

"Tidak ada perlawanan ketika ditangkap pada 14 Februari 2019, pelaku mengaku sakit hati kepada korban," sebut Noah di Mapolresta Pekanbaru, Senin (18/2/2019).

Dalam kasus ini, pelaku dijerat dengan pasal 340 juncto pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pembunuhan. Ancaman paling berat adalah mati dan paling lama 20 tahun penjara.

Sementara itu, Kapolsek Rumbai Pesisir Komisaris Ardinal Efendi menjelaskan, jasad AS ditemukan di Jalan Padat Karya, Kelurahan Tebing Tinggi Okura, tepatnya di jalan tanah dengan posisi tertelungkup. Penemuan itu pada 29 Januari 2019 pukul 22.45 WIB.

Penyidik lalu memeriksa sejumlah saksi dan akun media sosial korban hingga akhirnya mengarah kepada pelaku. Di sana terdapat komunikasi perkenalan antara korban dengan pelaku.

"Baru kenal paginya lalu diajak jalan pada siang harinya," sebut Ardinal.


Ingin Makan Ayam Goreng

Jasad Ayu Safitri ketika dijemput keluarganya di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau
Jasad Ayu Safitri ketika dijemput keluarganya di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Menurut Ardinal, niat jahat pelaku sudah muncul sejak perkenalan itu. Korban ditanya kerja di mana lalu membujuknya supaya keluar dari pekerjaan baby sitter yang baru saja diperoleh Ayu.

Pelaku juga menawari pekerjaan bagus dan bergaji lebih tinggi hingga akhirnya korban terbujuk. Korban lalu dijemput pakai sepeda motor dari tempat kerja dan diajak keliling ke beberapa lokasi di Pekanbaru.

Karena sudah siang, korban lapar lalu mengajak pelaku makan ayam goreng di waralaba ayam goreng di Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Rumbai. Karena tak punya uang lebih, pelaku hanya mengajaknya di emperan pinggir jalan.

"Usai makan itu pelaku sakit hati dengan ucapan korban karena niat makan di tempat mahal tak diiyakan, pelaku disebut miskin," sebut Ardinal.

Pelaku lalu mengajak korban ke kebun sawit dan berhenti di tempat sepi. Pelaku lalu mencekik leher korban hingga tak bernyawa, kemudian membawa telepon genggam dan dua tas yang dibawanya.

Satu tas korban lalu dibuang di depan Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi di Jalan Mustika, satunya dibuang di bawah Jembatan Siak III. Tas kedua hingga sekarang belum ditemukan penyidik.

Kepada penyidik, pelaku yang pernah terlibat pencurian sepeda motor dan divonis dua tahun ini menyebut tidak ada niat memaksa korban berhubungan badan.

"Tidak ada niat begitu, hanya karena sakit hati saja. Lalu saya kabur dari Pekanbaru dengan tujuan Jakarta," kata pelaku.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya