Jelang Hari Raya Nyepi, Umat Hindu di Boyolali Gelar Ritual Mendak Tirta

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Boyolali Pinandito Sutanto mengatakan upacara "Mendak Tirta" dilakukan umat sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Nyepi Tahun Baru Saka 1941 yang akan jatuh pada Kamis (7/3).

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mar 2019, 00:01 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2019, 00:01 WIB
Sambut Hari Raya Nyepi, Umat Hindu di Bali Melaksanakan Upacara Melasti
Umat Hindu Bali melakukan upacara Melasti di pantai Petitenget, Bali, Rabu (14/3). Sebelum Hari Raya Nyepi, masyarakat Bali yang beragama Hindu melakukan upacara Melasti ke laut. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Boyolali - Ratusan umat Hindu di Kabupaten Boyolali mengikuti ritual "Mendak Tirta" menyongsong Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941 yang digelar di Umbul Siti Inggil dan Guyangan Dukuh Karangduwet, Desa Bendang, Sabtu (2/3/2019).

Sebelum upacara pengambilan air suci tersebut, umat berkumpul di Pura Buana Suci Saraswati lalu kirab berjalan kaki sejauh sekitar satu kilometer menuju mata air Karangduwet, Kecamatan Banyudono itu.

Dalam kirab yang semarak dengan diawali barisan prajurit berkostum keraton itu, mereka juga membawa dua gunungan berisi hasil bumi yang diberi nama Gunungan Lanang dan Gunung Wadon.

Setelah tiba di Umbul Siti Inggil dan Guyangan Dukuh Karangduwet, mereka berdoa bersama, dilanjutkan prosesi "Mendak Tirta", yakni pengambilan air dari sumber itu yang telah disucikan.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Boyolali Pinandito Sutanto mengatakan upacara "Mendak Tirta" dilakukan umat sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Nyepi Tahun Baru Saka 1941 yang akan jatuh pada Kamis (7/3).

Oleh karena wilayah Boyolali tidak ada lautan, katanya, "Mendak Tirta" dilakukan umat setempat di sumber air, Umbul Siri Inggil dan Guyangan Karangduwet. Mata air itu dianggap sakral, di mana vibrasi atau getaran spiritualnya cukup kuat.

"Kami berharap dengan mengambil air dari umbul Karangduwet ini memberikan kecerahan, kedamaian, kebahagiaan, dan keselamatan seluruh manusia di muka Bumi," katanya dilansir Antara.

Dia mengatakan kegiatan tersebut didukung masyarakat setempat. Mereka membantu umat Hindu di daerah itu dalam menjalani "Mendak Tirta" sehingga berjalan dengan lancar.

"Kami menilai hal ini, bentuk toleransi yang sangat kuat, siapa tahu acara ini dilestarikan dan lokasi ini menjadi bumi toleransi di daerah ini," katanya.

Ia menjelaskan air yang diambil dari sumber tersebut akan digunakan sebagai salah satu sarana upacara Tawur Agung secara nasional yang dipusatkan di Candi Prambanan, di kawasan perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kami di setiap daerah sudah ada pura atau tempat suci bagi umat Hindu. Kami juga masuk dalam dunia penyepian atau meditasi dan yuga. Pada saat Nyepi itu, segala kotoran dan dosa diharapkan mampu dihapus dengan air suci ini," katanya.

Ia mengharapkan pelaksanaan "brata" Hari Nyepi mendatang oleh umat Hindu berjalan lancar dan membawa hikmah yang tidak hanya bagi umat, akan tetapi juga masyarakat, bangsa, dan negara.

"Kami berharap seluruh masyarakat Indonesia penuh kedamaian, kebahagiaan, dan dijauhkan dari pertikaian sehingga dengan hikmah Hari Nyepi ini kami bisa mawas diri melangkah penuh kedamaian," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya