Gunung Agung Erupsi Lagi, Warga Terpapar Abu Vulkanik

Warga rasakan hujan abu vulkanik Gunung Agung

oleh Dewi Divianta diperbarui 15 Mar 2019, 19:52 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2019, 19:52 WIB
Sunrise Gunung Agung di Bali
Embusan asap keluar dari kawah Gunung Agung ketika matahari terbit (sunrise) yang terlihat dari Kintamani, Bali, Rabu (13/12). BNPB menegaskan bahwa kondisi Pulau Bali aman bagi wisatawan meski Gunung Agung berstatus siaga. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Denpasar - Gunung Agung kembali erupsi. Gunung setinggi 3.142 mdpl itu erupsi pada pukul 18.27 Wita. Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana membenarkan erupsi gunung yang terletak di Kabupaten Karangsem itu. "Ya, benar," kata Devy, Jumat (15/3/2019). 

Devy melanjutkan, tinggi kolom abu erupsi Gunung Agung teramati tingginya sekitar 1.000 m di atas puncak (± 4.142 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi sekitar 1 menit 23 detik.

Lantaran arah abu yang mengarah ke arah barat, PVMBG menerbitkan rekomendasi. "VONA berwarna oranye," katanya. Sementara itu, laporan dari warga, terjadi hujan abu di beberapa titik. Setidaknya ada dua desa yang dilaporkan terpapar abu vulkanik erupsi Gunung Agung yakni Desa Sukadana dan di daerah Kubu.

Saat ini, Gunung Agung berada pada level III atau siaga. PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh areal di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.

Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di areal puncak. Areal landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya