Situs Pra Majapahit di Jalan Tol Malang Menghadap Tempat Dewa Bersemayam

Situs yang dibangun sejak pra Majapahit ini diperkirakan berbentuk kompleks bangunan berorientasi menghadap ke arah Gunung Semeru

oleh Zainul Arifin diperbarui 18 Mar 2019, 03:03 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2019, 03:03 WIB
Situs Pra Majapahit di Tol Malang Pandaan Menghadap Gunung Semeru
Penggalian situs peninggalan pra Majapahit yang ditemukan di lokasi proyek Tol Malang - Pandaan (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Ekskavasi atau penggalian situs Sekaran peninggalan pra Majapahit di Desa Sekarpuro, Malang, Jawa Timur, terus meluas. Situs ini diperkirakan berupa sebuah kompleks bangunan dengan orientasi menghadap timur laut atau ke arah Gunung Semeru.

Proses ekskavasi situs pra Majapahit di area proyek Jalan Tol Malang – Pandaan oleh tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur masuk hari keenam. Sejauh ini, ditemukan empat struktur batu bata, mengindikasikan bentuk sebuah kompleks bangunan.

"Orientasi bangunan tampaknya menghadap timur laut atau ke Semeru. Gunung yang dipercaya masyarakat saat itu tempat para dewa bersemayam," kata Arkeolog BPCB Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho, Minggu, 17 Maret 2019.

Sedangkan di sisi barat daya terdapat Gunung Kawi. Meski begitu, para arkeolog masih harus membandingkan poros di situs ini dengan data bangunan candi lainnya yang ada di wilayah Malang. Untuk menentukan apakah ada kesamaan pola antara satu situs dengan lainnya.

Proses ekskavasi sudah semakin meluas dari titik awal temuan situs tim. Penggalian sudah seluas 15 meter ke arah barat daya dan membentang 25 meter arah ke utara selatan. Area penggalian bakal semakin meluas, menyingkap lapisan atas permukaan tanah sebelah utara.

"Penggalian bisa lebih luas lagi karena ada indikasi reruntuhan batu bata kuno di utara," ujar Wicaksono.

Strategi penggaliannya, membuka secara horizontal untuk mengetahui sebaran bata yang terpendam. Jika seluruh lapisan tanah sudah terbuka, tinggal membongkar reruntuhan batu bata itu secara bertahap. Tujuannya, menampakkan pondasi di struktur bangunan tersebut.

Empat struktur batu bata yang sudah ditemukan itu berbentuk berbeda. Misal, struktur bata di temuan awal tersusun dari 15 lapis bata gosok. Teknik menggosokkan dua bata untuk merekatkannya. Diduga ini sebuah gerbang atau pintu masuk menuju bangunan utama.

Sedang bagian tengah area galian baru ditemukan struktur pondasi berbentuk segi empat yang disusun dengan 4 lapis bata. Bata ditata menggunakan spesi tanah liat sebagai perekat. Menjadi indikasi bangunan ini dahulu berbentuk pendopo cukup besar di era pra Majapahit.

"Jadi di sini ada pintu masuk menuju bangunan utama. Kami masih harus mencari tahu bentuk dan denahnya dengan membuka beberapa kotak galian lagi," ujar Wicaksono.

Dibantu Relawan

Situs Pra Majapahit di Tol Malang Pandaan Menghadap Gunung Semeru
Situs peninggalan pra Majapahit di Desa Sekarpuro, Malang, Jawa Timur, diperkirakan berbentuk kompleks bangunan (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Situs Sekaran di Desa Sekarpuro diyakini ada sejak abad 10 masa Mataram Kuno periode Jawa Timur dan bertahan hingga abad 15 akhir kejayaan Hayam Wuruk raja Majapahit. Sebagai sebuah desa kuno di tepi Kali Amprong dengan peradaban cukup maju masa itu.

Bukti lain, banyak temuan lepas berupa artefak pecahan gerabah, keramik sampai perhiasan di lokasi yang lumayan jauh dari titik temuan situs. Ada pula temuan arung atau saluran air kuno tak jauh dari Situs Sekaran. Meski begitu, proses ekskavasi fokus pada situs itu.

BPCB Jawa Timur banjir tawaran bantuan penggalian dari berbagai kelompok relawan pemerhati cagar budaya. Ekskavasi pada hari keenam misalnya, ada banyak komunitas turun ikut membantu membersihkan lapisan tanah dari reruntuhan bata.

"Relawan didampingi tim kami agar tak sampai merusak. Prinsipnya, membuka diri pada masyarakat yang ingin membantu," ujar Wicaksono.

BPCB tak keberatan dengan keterlibatan para relawan yang mengajukan diri tersebut. Agar proses ekskavasi bisa cepat selesai sekaligus bentuk kepedulian terhadap cagar budaya. Proses ekskavasi sendiri berlangsung lebih lama dari jadwal semula 5 hari menjadi 10 hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya