Liputan6.com, Minahasa - Kepakan kupu-kupu dan cuitan burung kecil menyambut kami saat tiba di gerbang masuk Bukit Doa. Sejuknya udara di bawah rerindang pohon jadi daya tarik lain yang membuat pengunjung ingin masuk dan menjelajahi heningnya bukit yang diapit Gunung Lokon dan Mahawu itu.
Dibangun di atas lahan sekitar 80 hektare, Bukit Doa di Minahasa memang diperuntukan khusus bagi umat Katolik yang mendambakan tempat ibadah hening dan sejuk. Jalan setapak dilokasi itu merepresentasikan perjuang Yesus Kristus sebelum disalib.
Terdapat 14 titik yang harus dilalui pengunjung untuk sampai di pintu keluar Bukit Doa. Di setiap titiknya terdapat diorama yang menggambarkan kejadian yang dialami Yesus ketika ingin disalib di Bukit Golgota.
Advertisement
Ke-14 titik tersebut antara lain, Yesus dijatuhi hukuman mati dan memanggul salib, Yesus jatuh untuk pertama kalinya, Yesus bertemu dengan Maria ibunya, Yesus ditolong olemeh Simon Kirene, Veronika mengusap wajah Yesus, Yesus jatuh untuk kedua kalinya, Yesus menasihati para perempuan yang menangisi-Nya, Yesus jatuh untuk ketiga kalinya, pakaian Yesus ditanggalkan, Yesus dipaku di tiang salib, Yesus wafat di tiang salib, Yesus diturunkan dari Salib, Yesus dimakamkan, dan Yesus bangkit kembali.
Di makam Yesus, pengunjung seperti berada di dalam goa. Ketika kaluar dari makam Yesus, pengunjung seperti menemukan dunia yang baru.
Tepat di hadapan pintu keluar makam Yesus, melalui danau buatan yang dipisahkan oleh jembatan kayu, pengunjung langsung dihadapkan dengan patung Bunda Maria. Patung yang menempel pada dinding bukit menjadi eksotik lantaran mempunyai ornamen berupa bebatuan cadas. Jalan ke arah barat dari patung Bunda Maria, pengunjung akan menemukan bangunan gereja.
Selain mempunyai bentuk yang unik, gereja bernama Kapel Bunda Maria ini juga memiliki tata letak yang menarik karena berada tepat di hadapan Gunung Lokon. Dari sekitar gereja, pengunjung bisa menyaksikan hamparan pemandangan yang indah sejauh mata memandang.
Tidak jauh dari lokasi gereja terdapat Ampiteater, yaitu tempat pertunjukkan terbuka yang mampu menampung penonton hingga ribuan orang. Ampiteater kerap digunakan dalam berbagai aktivitas pertunjukan, seperti drama, musik, hingga pertunjukan budaya. Dibuka setiap hari, Bukit Doa selalu diramaikan oleh wisatawan.
Uniknya, pengunjung Bukit Doa tidak melulu dari kalangan Katolik, siapapun yang ingin berwisata ke tempat hening dan sejuk selalu datang ke bukit ini. Menurut pengelola, saat akhir pekan, pengunjung Bukit Doa bisa mencapai ratusan bahkan ribuan orang.