Menelusuri Makam Tujuan Ziarah Kubro di Palembang

Ziarah Kubro menjadi kegiatan tahunan sebelum memasuki bulan Ramadan.

oleh Nefri Inge diperbarui 29 Apr 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2019, 09:00 WIB
Menelusuri Jejak Makam Ziarah Kubro di Palembang
Lautan ribuan jamaah Ziarah Kubro di Kota Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Ziarah kubro digelar sebelum memasuki bulan Ramadan setiap tahunnya. Puluhan ribu pria berjubah putih yang memadati beberapa kawasan di Kota Palembang pun menjadi pemandangan biasa bagi warga sekitar.

Kegiatan reliji Islami ini merupakan salah satu tradisi yang awalnya dilakukan para keturunan Yaman, untuk berziarah ke makam-makam para sesepuhnya.

Dari tahun ke tahun, jamaah yang mengikuti Ziarah Kubro ini tidak hanya berasal dari keturunan Yaman saja, namun banyak dari warga lokal hingga turis mancanegara.

Mahdi, panitia Ziarah Kubro 2019 mengatakan, kegiatan ini sudah digelar dari tanggal 26 April hingga 28 April 2019.

“Banyak yang hadir, bahkan dari luar negeri, seperti dari Malaysia dan Madinah,” katanya, Minggu (29/4/2019).

Pada hari pertama, ribuan jemaah mengunjungi makam Habib Ahmad Bin Syech Shahab di kawasan Masjid Darul Muttaqien Kecamatan Ilir Timur II Palembang.

Di hari Sabtu (27/4/2019), jamaah mengunjungi makam Gubah di Jalan Ki Azhari Kelurahan 14 Ulu Palembang dan pemukiman keturunan As-Seggaf di Kelurahan 16 Ulu Palembang.

Puncak acara pun digelar pada hari Minggu, dengan mengunjungi pemakaman Al-Habib pangeran Syarif Ali Bsa, Kawah Tengkurep dan Kambang Koci di Kecamatan Ilir Timur II Palembang.

Latif (37), penjaga makam Gubah Kelurahan 12 Ulu Palembang mengatakan, setiap tahun para jemaah datang ke pemakaman ini untuk mengirimkan doa-doa kepada para ulama asal Yaman.

“Di sini makam tertua yaitu makam Habib Ahmad Bin Hasan Al-Habsyi sekitar 136 tahun. Makam ulama ini juga berdampingan dengan makam keluarga serta sahabatnya,” ujarnya.

Cerita menarik di makam ini yaitu, Habib Ahmad Bin Hasan Al-Habsyi hijrah dari Yaman ke Palembang untuk bertemu dengan sahabatnya Abdullah. Namun Abdullah yang datang ke Palembang, tidak bisa bertemu sahabatnya karena sudah meninggal dunia.

Abdullah pun menitipkan pesan kepada keluarganya, jika meninggal dunia, dia ingin dimakamkan di sebelah makam sahabatnya tersebut. Amanah tersebut akhirnya terwujud, saat Abdullah meninggal dunia.

 

Makam Ulama

Menelusuri Jejak Makam Ziarah Kubro di Palembang
Komplek makam Gubah di Jalan Ki Azhari Kelurahan 14 Ulu Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Di kompleks pemakaman ini juga terdapat kawasan makam keluarga Al-Munawwar. Di Palembang sendiri, keturunan Aulia Al-Munawwar Alkaff tinggal di perkampungan Al-Munawwar, tak jauh dari lokasi pemakaman.

“Keturunan Al-Munawwar semuanya banyak tinggal di Kampung Arab. Di sana ada beberapa generasi yang masih melestarikan rumah masa Aulia Al-Munawwar tinggal,” ungkapnya.

Ada salah satu aturan yang tidak boleh dilanggar saat Ziarah Kubro. Para perempuan, baik remaja atau dewasa, tidak diperbolehkan untuk ikut dalam rombongan Ziarah Kubro. Sehingga kegiatan ini hanya diikuti kaum pria saja.

Menurut Wahab, salah satu jamaah yang ikut Ziarah Kubro, tradisi itu sudah berlaku sejak lama. Kemungkinan salah satunya karena tradisi perziarah lebih diutamakan untuk para pria.

“Dari tradisi yang mereka jalani, memang hanya pria yang lebih baik berziarah dan memang tidak pernah ada wanita yang ikut,” katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya