Pohon dan Mi Instan, Solusi Korban Banjir Konawe

Selain rencana pembangunan jangka panjang dan pendek di wilayah banjir Konawe, penanaman pohon dan bantuan kebutuhan pokok seperti mi instan juga perlu.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 22 Jun 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2019, 12:00 WIB
Menteri PUPR RI bersama Komisi V, mengunjungi wilayah banjir di Kabupaten Konawe, Kamis (20/6/2019).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Menteri PUPR RI bersama Komisi V, mengunjungi wilayah banjir Konawe, Kamis (20/6/2019).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Konawe - Anggota Komisi V DPR mengunjungi lokasi korban banjir Konawe, Kamis (20/6/2019). Bersama Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mereka memantau sejumlah infrastruktur yang rusak pasca banjir.

Anggota Komisi V, Ridwan BAE mengatakan, DPR bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah melihat solusi masalah banjir Konawe. Keduanya, solusi jangka pendek dan jangka panjang.

"Yang pertama pembangunan jalan dan jembatan penghubung pada 2019, menteri PUPR sudah melihat ini. Kedua, kementerian PUPR pada tahun 2020 akan menyelesaikan pembangunan infrastruktur yang sudah kritis di Konawe dan Konawe Utara," ujar Ridwan.

Dia menegaskan, masyarakat jangan cepat saling menuduh soal penyebab banjir Konawe dan Konawe Utara. Perlu kajian mendalam jika menyatakan pertambangan dan perkebunan sebagai pemicu utama bencana.

"Kementerian bersama Pemerintah Provinsi Sultra harus duduk bersama. Melibatkan tim ahli hingga ketua adat kabupaten setempat, sehingga ada solusi yang dihasilkan," ujarnya.

Dia juga membenarkan, penanaman bibit pohon serta bantuan mi instan dan kebutuhan pokok lainnya merupakan dua cara berbeda yang bisa membantu masyarakat korban bencana. Pohon untuk jangka panjang, sedangkan mi instan untuk kebutuhan jangka pendek.

"Mi Instan, beras dan pohon tidak boleh disamakan. Dua-duanya harus diadakan di lokasi bencana banjir Konawe, tetapi menuduh siapa perusak atau penyebabnya bukan cara yang tepat, karena perlu analisa lebih lanjut," ujar Ridwan.


Solusi Menteri PUPR

Pembangunan jembatan Ameroro yang putus saat banjir Konawe, merupakan salah satu prioritas Kementerian PUPR.(Andika, Humas PUPR untuk Liputan6.com)
Pembangunan jembatan Ameroro yang putus saat banjir Konawe, merupakan salah satu prioritas Kementerian PUPR.(Andika, Humas PUPR untuk Liputan6.com)

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan ada dua hal yang akan segera dilakukan untuk mengatasi banjir Konawe. Dia melihat, luapan sungai Konaweha dan Lahambuti adalah salah satu penyebab utama banjir menerjang wilayah itu.

Solusi pertama, pembangunan jangka pendek yang segera dimulai pada 2019. Selanjutnya, jangka panjang dimulai pada 2020.

"Kami akan membangun tanggul sungai di sejumlah wilayah di pesisir sungai. Contohnya seperti di Bendungan Wawotobi untuk daerah di wilayah Pohara,"ujar Basuki Hadimuljono.

Wilayah Pohara merupakan, salah satu lokasi pemukiman di pinggir sungai Pohara, Kabupaten Konawe. Setiap tahun, wilayah ini selalu terendam banjir.

Dia melanjutkan, ada tiga waduk dan sejumlah tanggul yang akan dibangun di wilayah Sultra selama 2019 dan 2020. Tiga unit waduk, yakni waduk Pelosika di Kecamatan Asinua, waduk Ladongi di Kecamatan Ladongi, dan waduk Ameroro di Kecamatan Ameroro.

"Kita harapkan, ketiganya bisa menampung air sehingga bisa meminimalisir dampak banjir di Sultra," ujarnya.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya