Liputan6.com, Konawe - Bencana banjir Konawe Utara (Konut) menyebabkan kerugian materi yang luar biasa. Hingga Senin (17/6/2019), ratusan kepala keluarga kurang mampu kehilangan rumah.
Tercatat, sebanyak 370 unit rumah hilang terseret arus sejak banjir Konawe Utara (2/6/2019). Parahnya, rumah milik korban sudah tidak bisa diperbaiki atau ditinggali kembali.
Bahkan banyak di antaranya terseret arus sejauh ratusan meter hingga ke sungai. Sisanya, rusak parah dan sudah tak berbentuk.
Advertisement
Baca Juga
Sebagian besar rumah hanyut karena banjir Konawe Utara berada pada 4 kecamatan yang terisolir. Keempatnya yakni Wiwirano, Landawe, Langgikima, dan Oheo.
Hingga Senin (17/6/2019), sebanyak 8.000 orang lebih warga Konawe Utara tercatat sebagai pengungsi. Mereka belum bisa kembali rumahnya karena masih terendam banjir hingga setinggi 60 sentimeter dan tergenang lumpur.
Bupati Konawe Utara, Ruksamin mengatakan, hingga saat ini jumlah kerugian belum bisa dikalkulasi. Pemda Konut masih merampungkan sejumlah data dan pantauan intensif di lokasi bencana.
"Ada enam kecamatan yang terkena dampak rendaman banjir," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (17/6/2019).
Dia melanjutkan, Pemda Konut memastikan pengungsi dalam keadaan selamat dan sehat-sehat. Hingga saat ini, juga tidak ada laporan korban jiwa.
"Syukur, tidak ada yang korban meninggal dunia sampai hari ini. Tetapi kerugian materi kami akui besar," ujar Ruksamin.
Puluhan personel Kantor SAR Kendari sudah menghentikan proses evakuasi kepada korban banjir Konawe Utara sejak Senin (17/6/2019). Meskipun demikian, puluhan anggota SAR masih menetap di Konawe Utara hingga ada perintah penarikan.
Kepala Kantor SAR Kendari, Djunaidi mengatakan, masyarakat sudah berada di lokasi aman. Sehingga sudah tidak ada pengungsi yang tersebar di hutan atau di lokasi yang sulit dijangkau.
"Kami melihat kondisi, begitu situasi sudah kondusif kami tarik anggota yang bertugas membantu evakuasi bencana banjir Konawe Utara," ujarnya.
Status Tanggap Darurat
Status tanggap darurat bencana banjir Konawe Utara (Konut) diperpanjang hingga 30 Juni 2019. Awalnya, status ini ditetapkan hingga Sabtu (15/6/2019).
Alasan perpanjangan karena masih lumpuhnya sejumlah desa di beberapa kecamatan di Konawe Utara. Tercatat, masih ada 4 kecamatan yang masih terendam banjir dan tergenang lumpur.
Keempatnya yakni, Langgikima, Landawe, Wiwirano dan Oheo. Empat kecamatan ini masih memerlukan perhatian serius setelah bencana banjir Konawe Utara.
"Misalnya di Desa Walalindu, warga masih harus membersihkan rumah karena digenangi lumpur," kata Kabid Humas Pemda Konawe Utara, La Ode Aminuddin, Senin (17/6/2019).
Mewakili Bupati, dia menyampaikan Pemda sudah memikirkan dan membahas sejumlah perencanaan kegiatan. Secepatnya, rencana ini akan diwujudkan di lokasi bencana banjir Konawe Utara.
"Ada rencana trauma healing bagi korban banjir, perbaikan rumah, perbaikan infrastruktur dan bantuan logistik kepada warga sampai pulih betul kondisi ekonomi mereka. Bupati sementara membahas ini," ujar Aminuddin.
Aminuddin menambahkan, dalam waktu dua hari ini, pengungsi sudah diminta kembali untuk membersihkan rumahnya. Namun, yang rumahnya rusak parah, diminta bersabar karena akan ada pembangunan hunian sementara.
"Bupati sementara membahas pembangunan hunian sementara, akan dibangun dalam waktu dekat dan segera yang akan digunakan para pengungsi untuk bisa tinggal sementara" pungkas Aminuddin.
Saksikan juga video plihan berikut ini:
Advertisement