Liputan6.com, Mataram - Misteri penemuan jasad gosong di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), berhasil diungkap pihak kepolisian setempat.Â
Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Purnama, Sabtu (14/9/2019) menjelaskan, terungkapnya kasus ini berawal dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi penemuan jasad.
Baca Juga
Jasad yang ditemukan kali pertamanya oleh warga di lahan kosong wilayah Kelapis, Kelurahan Brangbiji, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, pada Jumat (13/9) siang, sekitar pukul 11.30 Wita, itu berhasil teridentifikasi dengan jenis kelamin perempuan bernama Olive.
Advertisement
Selanjutnya dari serangkaian penyelidikan, Satreskrim Polres Sumbawa dengan cepat berhasil mengidentifikasi dan mengamankan dua orang pemuda yang diduga sebagai pelaku pembunuhan.
Kedua pelaku dengan inisial AP (18) dan LH (17), yang masih berstatus pelajar SMA, diamankan petugas pada Jumat (13/9) siang, sekitar pukul 14.30 Wita.
Dari hasil pemeriksaannya, AP adalah kekasih korban. Dengan motif cemburu karena mengetahui korban selingkuh, AP pada awalnya mengajak korban bertemu dan sempat melakukan hubungan badan di sebuah rumah kosong.
Setelah berhubungan badan, AP pada keterangannya terlibat pertengkaran dengan korban. Karena emosi, AP kemudian mencekik leher korban hingga akhirnya tewas di tempat.
AP yang panik kemudian menghubungi LH dan meminta bantuannya untuk menghilangkan jenazah korban. Sebagai seorang rekan, LH kemudian mencari bahan bakar bensin dan sebuah karung untuk membawa jenazah korban.
Dengan menggunakan kendaraan roda dua milik LH, keduanya berboncengan membawa jenazah korban dalam karung ke TKP dan membakarnya dengan bensin.
Lebih lanjut, Kombes Pol Purnama dalam siaran persnya menyampaikan pesan Kapolda NTB Irjen Pol Nana Sudjana, yang memberikan apresiasi terhadap jajaran Polres Sumbawa karena telah berhasil mengungkap kasus ini dengan cepat.
Kepada masyarakat, Polda NTB mengimbau untuk tetap menjaga situasi dan kondisi keamanan di NTB, khususnya di Sumbawa agar tetap kondusif.
Selain itu, Polda NTB mengharapkan persoalan ini jangan sampai dijadikan isu-isu yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga akan memperkeruh suasana.
"Tidak ikut serta membuat atau menggiring opini atau pun mendistribusikan berita-berita yang negatif sehingga terjadi misinformasi yang dapat mendorong adanya provokasi yang dapat menimbulkan gangguan keamanan," kata Purnama menambahkan.Â