Hujan dan Bayang-Bayang Kabut Asap di Riau

Kabut asap memang sudah menghilang di Pekanbaru seiring meningkatnya intensitas hujan di berbagai wilayah Riau. Namun, ancaman kabut asap masih ada karena masih terpantau ratusan titik panas di Riau.

oleh M Syukur diperbarui 26 Sep 2019, 03:00 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2019, 03:00 WIB
Personel Satgas Karhutla Riau berusaha memadamkan sisa kebakaran lahan agar tidak menimbulkan kabut asap.
Personel Satgas Karhutla Riau berusaha memadamkan sisa kebakaran lahan agar tidak menimbulkan kabut asap. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Jarak pandang di Pekanbaru memang sudah membaik sejak Selasa, 24 September 2019, setelah kabut asap hilang. Hanya saja langit biru yang dirindukan masyarakat belum sepenuhnya terlihat karena Kota Bertuah Madani masih mendung dan diselimuti mist.

Menurut Prakirawan BMKG Pekanbaru, Agus Ahmad Widodo, mist merupakan kabut tipis yang terjadi karena embun. Bukan kabut asap hasil kebakaran hutan dan lahan karena sifatnya basah dan menghilang jika suhu naik.

"Di Pelalawan juga diselimuti mist, jarak pandang di sana 2.000 meter," kata Agus kepada wartawan, Rabu siang, 25 September 2019.

Meski potensi hujan di sebagian besar wilayah Riau cukup bagus hingga satu pekan ke depan, BMKG tetap mengingatkan potensi kembalinya kabut asap hasil Karhutla. Pasalnya, di Riau masih terpantau ratusan titik panas indikator Karhutla.

Agus menjelaskan, ada 152 titik panas terpantau di 7 kabupaten dan kota di Riau. Paling banyak ada di Kabupaten Rokan Hilir 76 titik, Bengkalis 31 titik, Kota Dumai 26 titik, Indragiri Hilir 8 titik, Kepulauan Meranti dan Pelalawan masing-masing 5 titik serta Siak 1 titik.

"Dari ratusan titik panas itu, 100 di antaranya merupakan titik api dengan level kepercayaan di atas 70 persen," sebut Agus.

100 titik api ini tersebar paling banyak ada di Rokan Hilir 47 titik, Bengkalis 25 titik, Kota Dumai 17 titik, Kepulauan Meranti dan Pelalawan masing-masing 4 titik serta Indragiri Hilir 3 titik.

Menurut Agus, titik panas di Riau ini merupakan paling banyak di Sumatra dibanding provinsi lainnya. Jambi dan Sumatra Selatan yang selalu mendominasi, titik panasnya berkurang.

Agus menjelaskan, titik panas di Sumatra Selatan berdasarkan pantauan satelit ada 32, berikutnya Jambi 27 titik, lalu Lampung 26 titik, kemudian Kepulauan Riau dan Sumatra Utara masing-masing 3 titik serta Bengkulu 2 titik.

Titik api di Riau ini bisa menghasilkan kabut asap jika tak ditangani dengan cepat. Oleh karena itu, BMKG sudah mengirimkan data sebaran titik api ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk ditindaklanjuti.

"Makanya BMKG mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat waspada terhadap penurunan kualitas udara dan jarak pandang. Hal ini dipicu peningkatan polusi udara yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan," sebut Agus.

Potensi Hujan di Riau

Peta daerah rawan terbakar di Riau dari BMKG Pekanbaru.
Peta daerah rawan terbakar di Riau dari BMKG Pekanbaru. (Liputan6.com/Dok BMKG Riau/M Syukur)

Agus menerangkan, datangnya kabut asap yang memengaruhi jarak pandang bisa terjadi pada siang hari, petang hari, hingga dini hari.

Namun, masyarakat Riau yang takut kembalinya kabut asap bisa menghela napas karena potensi hujan masih ada. Pasalnya, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai petir dan angin kencang turun di berbagai wilayah.

"Di antaranya sebagian Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Dumai, Pekanbaru, Kuantan Singingi, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Bengkalis, Siak, dan Kepulauan Meranti," terang Agus.

Pada siang hari, sebut Agus, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai petir dan angin kencang tetap ada. Hujan ini terjadi di sebagian Kampar, Bengkalis, Siak, Kepulauan Meranti, Pelalawan, Rokan Hilir, dan Kota Dumai.

"Malam hari hingga dini hari masih ada potensi hujan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar wilayah Riau," kata Agus.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya