Liputan6.com, Tanjung Pinang - Fenomena alam langka Gerhana Matahari Cincin bakal menyambangi beberapa wilayah di Indonesia pada 26 Desember 2019, salah satunya di Tanjung Pinang. Dinas Pariwisata Tanjung Pinang bahkan akan menggelar nobar Gerhana Matahari Cincin di dua lokasi berbeda.Â
"Ada dua titik lokasi pengamatan, di dataran Gedung Gogong dan Pulau Penyengat," kata Surjadi, Kepala Dinas Pariwisata kepada Liputan6.com.
Surijadi juga mengatajan, pihaknya juga bakal menggandeng Tim dari Bosscha Observatory ITB dan Para Ilmuan dari Jerman, Singapura, dan Malasyia saat pengamatan Gerhana Matahari Cincin itu.
Advertisement
"Untuk tim yang dari Bosscha tagal 23 Desember sudah ada di Tanjung Pinang membawa peralatan di antaranya dua teleskop yang besar, " ucapnya.
Ia menambahkan, orbit terbaik untuk pengamatan gerhana menurut Tim Bosscha Observatory, berada di titik di Dataran Gedung Gonggong Kota Tanjung Pinang
Dijelaskan, Gerhana Matahari Cincin bisa terlihat apabila seseorang berada di posisi umbra tapi orbit bulan jauh dari bumi. Hal ini disebabkan bulan tidak cukup besar untuk menutupi seluruh cahaya dari matahari karena determinasi lintasan yang menuju apogee (jarak terjauh dari bumi).
Ada dua rangkaian kegiatan yang di dataran Gedung Gonggong, meliputi pengamatan melalui teleskop dan kegiatan salat gerhana.
"Nanti untuk Masyarakat atau pengunjung dapat menyaksikan proses gerhana melaui teleskop yang disediakan untuk umum yang kemudian melakukan salat bersama, " katanya.
Dinas Pariwisata Tanjung Pinang juga akan menyediakan sekitar 400 kacamata gerhana, yang bakal dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat yang akan menonton.
Salah satu kegiatan inti di Pulau Penyengat bakal digelar peringatan 160 tahun Gerhana Matahari Cincin oleh Raja-Raja Melayu.
Tim Kelompok Sadar Wisata Pulau Penyengat, Mustofa mengatakan, banyak acara menarik saat nobar Gerhana Matahari Cincin digelar. Antara lain workshop, tur literasi dan pengalaman belajar Gurindam 12, lomba kreasi daur ulang sampah, lomba memasak masakan Melayu Penyengat.
"Kalau literasi pengunjung dibawa ke situs sejarah," kata Mustafa.
Tempat yang akan dikunjungi antara lain Masjid Sultan Riau, gedung hakim, gedung tabib, makam Engku Putri, makam Raja Ja'afar, makam Raja Abdurrahman, Balai Adat.
Â