Ada Penampakan Harimau Sumatra di Ogan Ilir, Ini Kata BKSDA Sumsel

Maraknya isu penampakan harimau sumatra di lahan warga di Kabupaten Ogan Ilir Sumsel mendapat tanggapan langsung dari BKSDA Sumsel.

oleh Nefri Inge diperbarui 07 Jan 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2020, 11:00 WIB
BKSDA Sumsel Bantah Isu Penampakan Harimau Sumatra di Ogan Ilir
Salah satu warga yang menjadi korban serangan Harimau Sumatra di Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Teror harimau sumatra masih saja membayangi warga Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Belum usai kasus meninggalnya empat warga Sumsel usai diterkam hewan buas ini, kali ini ada warga kembali melihat harimau sumatra masuk ke kawasan perkebunan di Kabupaten Ogan Ilir Sumsel.

Merebaknya isu harimau sumatra kembali masuk perkebunan warga, langsung ditanggapi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel.

Kepala BKSDA Sumsel, Genman Suhefti Hasibuan membantah mengenai munculnya harimau sumatra di Kabupaten OI tersebut. Dia bahkan menegaskan bahwa pemberitaan tersebut hanyalah isapan jempol belaka.

Mereka pun sudah menurunkan tim ke lokasi perkebunan warga yang mengaku melihat secara langsung anak harimau dan indukannya tersebut.

"Hasil yang kita dapati kita tidak menemukan satu tanda aktivitas harimau sumatra pernah di sana," katanya, Senin (6/1/2020).

Tim BKSDA Sumsel yang turun ke lapangan juga menerima informasi, bahwa belum ada warga lain melihat kemunculan harimau di lokasi tersebut. Hasil observasi mereka juga, tidak menemukan jejak kaki harimau sumatra di tanah, melainkan hanya menemukan jejak kaki babi hutan.

Berdasarkan data yang dimiliki BKSDA Sumsel, daerah Kabupaten OI bukan merupakan daerah kantong harimau sumatra. Sementara jarak kantong harimau sumatra yang paling dekat ke Kabupaten OI sekitar 90 kilometer.

"Kita juga belum mendengar atau belum ada laporan ada ternak atau pun orang yang berkonflik dengan harimau di daerah itu," ucapnya.

Meskipun sudah terbantahkan, tetapi BKSDA Sumsel tetap meminta masyarakat untuk tidak menggangu satwa liar dilindungi tersebut. Mereka meminta langsung melapor bila ada harimau yang terpantau.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel sendiri, sudah membentuk Satgas khusus untuk mengantisipasi serangan harimau sumatra ke warga. Satgas ini terdiri dari tim BKSDA Wilayah II Lahat Kementerian LHK, Dinas Kehutanan (Dishut) Sumsel UPTD KPH Semendo, dan berkoordinasi dengan Camat Semende Darat Laut, Kades Muara Dua, dan masyarakat.

Tim Satgas telah melakukan upaya pemasangan 8 unit camera trap dan satu unit trap box di beberapa titik di mana menurut laporan sering terlihat harimau sumatra tersebut.

Kepada Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel Panji Tjajanto mengatakan, saat ini pemasangan trap box dan camera trap sudah rampung dikerjakan.

 

Penampakan Harimau Sumatra

BKSDA Sumsel Bantah Isu Penampakan Harimau Sumatra di Ogan Ilir
Trap Box yang dipasang untuk menjerat Harimau Sumatra di Kabupaten Muara Enim Sumsel (Dok. Humas Pemprov Sumsel / Nefri Inge)

"Ada 8 camera trap yang kita pasang dan 1 unit box trap di Semendo.Kita juga sudah koordinasi di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muara Enim, dalam upaya penanganan konflik harimau dan manusia ini di Kabupaten Muara Enim," ujarnya.

Antisipasi tersebut akan melibatkan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yakni FHK, WCS, ZSL. Dimana beberapa LSM tersebut akan memberikan bantuan camera trap sebanyak 55 unit.

Sebelumnya, sempat beredar kabar warga Kabupaten Ogan Ilir Sumsel melihat harimau sumatra di kebun jeruknya, di Desa Serikembang Kecamatan Muara Kuang Kabupaten OI Sumsel.

Kepala Desa (Kades) Serikembang Badaruddin mengatakan, keberadaan harimau sumatra pertama kali terlihat pada hari Selasa (31/12/2019) malam di kebun jeruk milik Mukminin.

Saat itu, Mukminin bersama istrinya sedang berada di kebun jeruknya. Saat menyenter ke arah kebunnya, istrinya melihat seekor harimau sumatra sedang duduk di tanah dengan posisi tertelungkup.

Keesokan harinya pada Rabu (1/1/2020) malam, Mukminim sendiri yang pergi ke kebunnya dan melihat langsung harimau sumatra itu. Ukurannya lebih besar seperti kambing dewasa berjumlah dua ekor. Dia langsung melapor ke Kades.

“Saya sudah melapor ke Camat Muara Kuang dan meminta warga lebih berhati-hati. Camat juga sudah mengadukan ini ke pihak kepolisian dan TNI," ungkapnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya