Banjir 2 Meter di Karawang, Pengungsi Butuh Bantuan

Banjir setinggi dua meter masih menggenangi kawasan Perumahan Bumi Mahkota Indah, di Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek, Karawang.

oleh Abramena diperbarui 25 Feb 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2020, 17:00 WIB
Banjir Karawang
Pengungsi korban banjir di kawasan Perumahan Bumi Mahkota Indah, di Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek, Karawang. (Liputan6.com/ Abramena)

Liputan6.com, Karawang - Banjir setinggi dua meter masih menggenangi kawasan Perumahan Bumi Mahkota Indah, di Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek, Karawang. 

Tim SAR sempat mengevakuasi warga sakit parah yang tinggal di Blok G ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

"Ada laporan warga, keluarganya sakit parah minta bantuan segera dievakuasi," kata Ketua RW setempat, Suprianto, Selasa (25/2/2020).

Data BPBD Karawang menyebut, banjir berdampak kepada 32.961 jiwa dan menyebabkan 9.514 orang atau 3111 kepala keluarga mengungsi. Wilayah yang sudah terdampak ada 10 kecamatan.

"Ketinggian air yang paling parah mencapai hampir dua meter di Desa Tamanmekar dan Desa Karangligar serta Perum BMI," kata Kepala BPBD Karawang, Yasin Nasrudin.

Meski sejumlah bantuan logistik dari relawan telah disalurkan, warga mengaku masih kekurangan logistik berupa makanan, terutama kebutuhan untuk bayi dan anak-anak.

Eti (38), warga Blok I3, mengaku mencari bantuan logistik sejak pagi karena belum makan dan minum sama sekali karena tidak tersedianya bantuan logistik makanan cepat saji untuk mengisi perut yang kosong sejak semalam.

"Belum makan dan minum sejak pagi, kelaparan sejak semalam, rumah sudah terendam seleher orang dewasa," kata Eti, Selasa (25/2/2020).

Ketua RW 19, Supriono, mengatakan warga butuh bantuan berupa logistik makanan yang terdiri dari kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng, biskuit, dan gula untuk kebutuhan dapur umum yang dikelola secara sukarela oleh warga karena masyarakat di tempat pengungsian sangat membutuhkan sekali bantuan makanan.

"Banyak warga selama mengungsi hanya makan satu kali sehari. Tolong bantuan pemerintah untuk memperhatikan kami," katanya.

Supriono menegaskan, banjir yang kerap melanda warga perum bukan langganan banjir tahunan, tetapi banjir mingguan, imbas meluapnya Sungai Cikaranggelam.

Warga korban banjir mengaku belum ada bantuan logistik dari pemerintah daerah. Sementara untuk tempat pengungsian, warga tinggal di posyandu dan masjid yang masih aman dari banjir.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya