Waspada, Pasien DBD di Kabupaten Sikka Tembus 1.117 Jiwa

DBD di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), sampai Kamis siang (5/3/2020) tercatat sudah menembus angka 1.117 kasus, dan 11 di antaranya meninggal dunia.

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 05 Mar 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2020, 22:00 WIB
Ilustrasi Demam Berdarah
Ilustrasi Demam Berdarah (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Sikka - Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), sampai Kamis siang (5/3/2020) tercatat sudah menembus angka 1.117 kasus, dan 11 di antaranya meninggal dunia.

Sebanyak 136 pasien masih dirawat di tiga rumah sakit, yaitu RSUD TtC.Hillers Maumere, RS Kewapante, dan RS St Elisabhet Lela, sementara 971 pasien lainnya sudah dinyatakan sembuh.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, NTT, Petrus Herlemus kepada Liputan6.com, Kamis (5/3/2020) mengatakan, saat ini pihaknya tengan melakukan konfirmasi ke rumah saki-rumah sakit untuk mendata kembali pasien yang sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. 

Petrus menyebut, dari hasil pantauan terakhir, jumlah kasus DBD sudah mulai perlahan-lahan turun, hal tersebut dapat dilihat dari pantauan rujukan 25 Puskesmas yang ada di Kabupaten Sikka.

"Kita juga sudah mengambil keputusan untuk merawat pasien yang suspect DBD di setiap Puskesmas, baik itu yang rawat nginap maupun non rawat nginap," ujarnya.

Selanjutnya langkah yang akan diambil, kata Petrus, pihaknya akan menggelar rapat koordinasi bersama lintas sektor untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) massal di Kabupaten Sikka. Kegiatan itu akan diperkuat melalui instruksi bupati untuk 14 hari ke depan.

"PSN masal untuk 14 hari ini dibagi dalam 2 siklus, sehingga kita bisa mengukur siklus tersebut bersama ASN dan seluruh komponen masyarakat mulai mulai dari jam 07.00 pagi sampai jam 09.00 pagi, setiap hari. Mudah-mudahan dengan dilakukannya PSN rutin setiap hari, kita bisa meredam," jelasnya.

Karena kita melihat bahwa siklus nyamuk DBD ini terdapat dalam waktu 7 hari, sehingga kita melakukan PSN dalam 2 siklus. Di mana dalam 2 siklus selama 14 hari ini kita bisa mencabut Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD ini dapat dicabut, untuk saat ini KLB sudah masuk 4 kali KLB.

KLB ini dapar dicabut sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan di mana 2 suklus 14 hari ini harus nol kasus tanpa kasus baru.

Untuk saat ini dari 25 Puskesmas yang ada di Kabupaten Sikka, yang belum terpapar DBD adalah Puskesmas Boganatar, tetapi secara kecamatan sudah 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Sikka sudah terpapar DBD.

Khasus DBD yang paling tinggi saat ini adalah Kecamatan Magepanda, Kecamatan Nita, Kecamatan Alok, Kecamatan Alok Barat, Kecamatan Alok Timur, Kecamatan Kangae, Kecamatan Talibura, dan Kecamatan Bola.

"Tingkat kematian akibat DBD berada pada kecamatan dan puskesmas terdiri dari Tanawawo 2 orang meninggal, Mego 1 orang meninggal, Nita 1 orang meninggal, Magepanda 1 orang meninggal, Alok 2 orang meninggal, Alok Timur 2 orang meninggal, Nele 1 orang meninggal, dan Bola 1 orang meninggal," katanya. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya