Fakta di Balik Kasus Hoaks Virus Corona TKA China di Bandara Haluoleo Kendari

Tak sampai sehari, pembuat video hoaks TKA China tersebut langsung ditangkap Satuan Cyber Crime Polda Sulawesi Tenggara.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 16 Mar 2020, 13:31 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2020, 13:31 WIB
Hoaks Corona TKA China
Rekaman gambar Puluhan TKA asal China di Bandara Halu Oleo (HO) Kendari. (Liputan6.com/ Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Puluhan TKA asal China di Bandara Haluoleo (HO) Kendari yang datang dengan menggunakan pesawat Lion Air, terekam warga, Minggu (15/3/2020). Kejadiannya sekitar pukul 20.00 Wita, saat jadwal paling akhir kedatangan pesawat di bandara pada hari itu.

Dalam video tersebut, pekerja asal China datang secara bergerombol saat keluar dari pintu pesawat dan masuk di dalam lobi bandara.

Video berdurasi 58 detik itu, merekam TKA China yang datang melalui lobi dan masuk di ruang tunggu bandara. Selanjutnya, tanpa ada pengawalan dan pemeriksaan, pekerja asal China melenggang keluar di halaman parkir.

Menurut sejumlah saksi, puluhan pekerja itu kemudian dijemput beberapa mobil angkutan. Selanjutnya, meninggalkan bandara menuju PT VDNI dan wilayah Desa Morosi, Kabupaten Konawe.

"Mungkin ke Morosi, Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara atau ke Desa Bahodopi," ujar salah seorang sopir di Bandara Haluoleo dikonfirmasi, Minggu (15/3/2020).

Dalam video, sejumlah pekerja terlihat menggunakan pakaian biasa. Mereka menutupi sebagian wajahnya dengan masker. Kontan, tersebarnya video ini di media sosial sempat membuat panik masyarakat. 

Dari sejumlah komentar warganet, beberapa warga menyatakan ketakutan dan panik dengan kedatangan sejumlah pekerja asal China di tengah kabar mulai ada sejumlah korban terjangkit virus corona. Mengatasi hal ini, Kapolda Sultra langsung turun tangan dan memburu penyebar video.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Gerak Cepat Polda Sultra

Hoaks Corona TKA China
Jajaran Polda Sultra berhasil menangkap penyebar video hoaks soal virus corona TKA China. (Liputan6.com/ Akbar Fua)

Tak sampai sehari, pembuat video hoaks TKA China tersebut langsung ditangkap Satuan Cyber Crime Polda Sulawesi Tenggara.

Penyebar video itu, diketahui bernama Hardiono (39), seorang warga Desa Onewila, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel). Dia menyatakan permohonan maaf atas video viral dengan durasi 58 detik.

Dalam video itu, Hardiono berada di Kantor Polda Sulawesi Tenggara. Ditemani pihak Polda dan pihak Angkatan Udara Lanud Haluoleo.

"Saya Hardiono, yang merekam video terkait kedatangan warga China di Kendari menyatakan mohon maaf," ujarnya.

Dalam video yang beredar, Hardiono menambahkan komentar suara, 'Itu e satu pesawat corona semua'. Dia juga menyatakan, hal itu dikatakan tanpa dianalisa terlebih dulu dan secara spontan.

Hardiono terkejut, video yang dibuatnya menyebabkan orang resah. Dia juga menegaskan video itu tidak benar.

 

 

Sikap Kapolda Sultra

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tenggara (Sultra), Brigjen Pol Merdisyam mengingatkan kepada masyarakat agar tidak mengirimkan video viral soal kedatangan TKA di media sosial. Hal ini, dapat memicu kesalahpahaman masyarakat.

"Jangan sembarang mengupload, bisa menyebabkan keresahan di masyarakat," ujarnya, Senin (16/3/2020).

Merdisyam menyatakan, membuat hal-hal meresahkan masyarakat tanpa ada dasar akan menyebabkan masalah baru. Dia kembali mengingatkan, warga bisa dikenakan tindak pidana tentang Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

"Saya ingatkan, ini peringatan keras kepada masyarakat jangan meng-upload berita yang membuat masyarakat resah," tuturnya.

Dari Informasi yang beredar, TKA ini sudah mengurus perpanjangan visa di Jakarta. Selama virus merebak, mereka tidak pernah kembali lagi ke negara asalnya.

Kebanyakan mereka, datang dari Jakarta, mengurus surat izin perpanjangan VISA dan kontrak. Di Konawe, mereka akan mengurus perpanjangan kontrak dan kembali bekerja di perusahaan.

Puluhan pekerja yang terekam video ini, juga sudah mengurus surat keterangan karantina kesehatan dan perijinan Imigrasi. Saat masuk di Kendari, mereka sudah dipastikan steril.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya