Pandemi Covid-19, Gubernur Sultra Bakal Jemur Penimbun Masker dan Sembako

Saking gemasnya dengan orang yang memanfaatkan situasi pandemi corona Covid-19 demi keuntungan pribadi, Gubernur Sultra Ali Mazi menyarankan hukuman unik bagi penimbun sembako dan masker.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 19 Mar 2020, 03:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2020, 03:00 WIB
Terkait pandemi covid-19 Gubernur Sultra, Ali Mazi sarankan ikat dan jemur penimbun pangan.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Terkait pandemi covid-19 Gubernur Sultra, Ali Mazi sarankan ikat dan jemur penimbun pangan.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Di tengah kabar pandemi corona covid-19, sejumlah lokasi perbelanjaan di Kota Kendari mulai dipadati pengunjung. Terkait hal ini, Gubernur Sultra Ali Mazi menegaskan, polisi dan aparat hukum lainnya harus ikut menjaga ketersediaan barang, terutaman bahan makanan pokok dan kebutuhan penting dalam kondisi seperti saat ini.

Aparat harus bertindak tegas terhadap penimbun sembilan bahan pokok (sembako) dan masker yang menyebabkan kelangkaan barang-barang tersebut.

Saking gemasnya dengan orang yang memanfaatkan situasi pandemi corona Covid-19 demi keuntungan pribadi, Gubernur Sultra Ali Mazi menyarankan hukuman unik bagi penimbun sembako dan masker. Dia menyarankan agar penimbun dipangggil, dijemur, kemudian diikat. Menurutnya, hukuman ini bisa membuat jera pelaku penimbunan.

"Kemudian bawakan semut," ujar Gubernur Sultra sambil berkelakar, Rabu (18/3/2020). 

Pernyataan ini, disampaikan Gubernur Sultra di depan pejabat yang hadir dalam Rapat Koordinasi antisipasi wabah  virus corona covid-19 di Polda Sulawesi Tenggara. Ali Mazi mengungkapkan, saat ini yang bisa dilakukan warga adalah tidak menimbun sembako dan masker.

"Yang pakai masker itu yang sakit, bukan yang sehat. Pakai seperlunya," ujar Ali Mazi.

Dia menyatakan, sudah saatnya masyarakat bersatu melawan wabah virus corona covid-19.Diantaranya, saling memberi kabar dan melalukan pencegahan dan antisipasi sesuai prosedur.

"Di balik semua itu, awali dengan banyak berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai masing-masing," katanya.

Saat ini, buntut kelangkaan masker di Kota Kendari dan sekitarnya, dokter RS Bahteramas membatalkan 5 operasi pasien. Tidak ada masker tersedia untuk memenuhi kebutuhan dokter dan perawat saat hendak melakukan operasi pada Rabu (18/3/2020).

Direktur RS Bahteramas Sulawesi Tenggara, dr Sjarif Subijakto menyatakan, pihaknya sudah keliling mencari masker namun hanya mendapatkan 2 dus.

"Satu dus berisi 100 masker dari Dinas Kesehatan Provinsi, satu dus lainnya berasal dari Walikota Kendari yang mengambil di RSUD Kota Kendari," ujar Sjarif.

Pandemi virus corona covid-19 menyebabkan 5 operasi elektif (non emergency) ditunda di RS Bahteramas Sulawesi Tenggara. Dua diantaranya adalah operasi tumor dan saluran pencernaan.

133 Orang Dipantau

Jumlah orang dalam pemantauan di Sultra terkait pandemi Covid-19.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Jumlah orang dalam pemantauan di Sultra terkait pandemi Covid-19.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Sebanyak 133 orang di Sulawesi Tenggara masuk dalam status masih pemantauan terkait penyebaran virus Corona Covid-19. Hal ini disampaikan Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara, Andi Hasanah, Rabu (18/3/2020).

Dia mengungkapkan, jumlah sebanyak ini tersebar pada 10 kabupaten dan Kota di Sulawesi Tenggara. Hanya 7 kota yang masih belum terpantau. Wilayah ini tersebar di Kabupaten Konawe dengan jumlah 49 orang, Muna 2, Kota Baubau 1, Kolaka Utara 52, Wakatobi 2, Bombana 6 dan Kolaka Timur 21 orang.

Kolaka Utara, berstatus paling banyak dipantau soal penyebaran virus ini. Andi Hasanah mengatakan, terkait pandemi virus Corona Covid-19, masyarakat harus memahami perbedaan pemantauan dan pengawasan.

Status pemantauan diberlakukan bagi warga yang baru saja tiba dari luar terpapar virus seperti Iran, Italia atau Vatikan. Sedangkan pengawasan, mereka yang sudah diduga memiliki gejala suspect virus Corona Covid-19.

Jumlah orang dalam pengawasan di Sulawesi Tenggara ada 5 orang. Sedangkan, 4 orang lainnya sudah dinyatakan sembuh.

"Pasien yang dalam pengawasan, masuk di rumah sakit dan tunggu hasil laboratorium," ujar Andi Hasanah.

Diketahui, di Sulawesi Tenggara belum memiliki laboratorium pengecekan darah pasien suspect virus Corona. Namun, untuk ruang isolasi dan karantina, RS Bahteramas Sulawesi Tenggara sudah memiliki sejumlah fasilitas untuk melayani warga.

Saat ini, rumah sakit di Sultra mengalami kekurangan masker. Sehingga, pasien dan warga yang sehat kesulitan mendapatkan persediaan masker di apotek atau rumah sakit.

Kabar pandemi virus corona covid-19 di Indonesia, kepanikan juga melanda sebagian warga di Kota Kendari. Beberapa pusat perbelanjaan, diserbu warga dan memborong kebutuhan persediaan sembilan bahan pokok dalam jumlah banyak.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya