Aksi Solidaritas Warga Tionghoa Amankan Stok APD Tenaga Medis di Bengkulu

Relawan PSMTI mengantarkan langsung ke titik distribusi RS Bhayangkara Polda Bengkulu, RS DKT melalui Korem 041 Gamas

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 28 Apr 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2020, 22:00 WIB
Warga Tionghoa Bantu Amankan Sebulan APD Rumah Sakit Bengkulu
Warga Tionghoa di Bengkulu menyerahkan puluhan ribu APD untuk para tenaga kesehatan menghadapi Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Warga Tionghoa se-Provinsi Bengkulu bergerak menghimpun bantuan untuk mengamankan ketersediaan Alat Perlindungan Diri atau APD bagi 4 Rumah Sakit di Bengkulu selama satu bulan ke depan. Penyerahan dilaksanakan secara maraton ke 4 rumah sakit sejak Senin pagi 27 April 2020.

Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) Provinsi Bengkulu Bebby Hussy bersama Ketua Perhimpunan Teo Chou, Lina Tandri dan Ketua Perhimpunan Hakka, Sofian Cahya, serta puluhan relawan PSMTI mengantarkan langsung ke titik distribusi Rumah Sakit Bhayangkara melalui Polda Bengkulu, Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (DKT) melalui Korem 041 Garuda Emas, RSUD M YUnus sebagai rumah sakit rujukan Satgas Covid-19 dan Rumah Sakit Harapan dan Doa KOta Bengkulu.

Ketua Umum PSMTI Bengkulu Bebby Hussy mengatakan, bantuan berupa 1.000 baju hazmat, 1.000 lembar masker N95, 300 unit penutup wajah, 6.400 masker sensi, 27.000 pasang sarung tangan karet, 10.000 penutup kepala, serta 75 unit kacamata google sudah diserahkan sejak Senin pagi. Mereka juga sudah menyerahkan sebanyak 1.000 paket sembako untuk diberikan kepada para tenaga kesehatan yang bertugas di lapangan.

"Tidak cuma alat perlindungan diri, para petugas kesehatan juga butuh asupan bahan makanan," ujar Bebby di Bengkulu (27/4).

Distribusi APD juga akan dilakukan pada Selasa 28 April khusus untuk para tenaga kesehatan atau medis di Klinik pengobatan milik yayasan Sint Carolus Kota Bengkulu. Tidak hanya melayani warga Tionghoa, klinik yang sudah berdiri sejak zaman pendudukan kolonial Inggris di Bengkulu ini juga melayani pengobatan warga pribumi khususnya masyarakat pesisir pantai Kota Bengkulu.

Titik distribusi lain juga dilakukan langsung ke Puskesmas di Kabupaten Bengkulu Tengah. Wilayah ini memang sangat kekurangan APD terutama Puskesmas yang berada di desa-desa pedalaman dan jarang terjangkau oleh bantuan.

Dokter Diana Gustinawati, salah seorang tenaga medis di Kabupaten Bengkulu Tengah Mengatakan, Saat ini, mereka harus berjuang mencari sumber bantuan untuk kebutuhan APD. Beberapa pihak sudah mulai memberikan bantuan, salah satunya dari Ikatan Alumni SMA Negeri 2 Bengkulu.

"Terima kasih bantuan kawan-kawan, semoga kami tenang bekerja dengan peralatan yang terjamin," kata Diana.

 

 

Simak video pilihan berikut ini:

RS Rujukan Tolak Tangani Pasien Tanpa Peralatan

Warga Tionghoa Bantu Amankan Sebulan APD Rumah Sakit Bengkulu
Ketus PSMTI Bengkulu Bebby Hussy menyerahkan bantuan APD ke Dirut RS HD Kota Bengkulu. (LIputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Rumah Sakit Rujukan pasien terjangkit virus Corona Covid-19, RSUD M Yunus Bengkulu ternyata membuat aturan ketat bagi tenaga medis saat melayani pasien khususnya pasien pisitif Covid-19. Mereka menolak melayani pasien jika tidak menggunakan peralatan lengkap dan standar.

Direktur RSUD M Yunus Dr Zulkimaulud Ritonga mengatakan, resiko tertular bagi tenaga medis yang bertugas sangat tinggi. Apalagi saat ini sudah ada tenaga medis yang dinyatakan positif Covid-19 di tempatnya.

"Kami tidak mau mengambil risiko itu," tegas Zulki.

Bantuan Paguyuban Marga Tionghoa yang mereka terima sudah sangat cukup. Paling tidak satu bulan ke depan mereka aman dan tidak kebingungan lagi menyiapkan cadangan Alat Perlindungan Diri khususnya bagi para dokter dan perawat yang langsung menangani pasien.

"Terima kasih, saudara kami warga Tionghoa, kami terharu dengan perhatiannya yang sangat dalam ini," ungkap Zulki.

Direktur RS Harapan dan Doa Kota Bengkulu Dokter Lista Cherlyviera menyatakan, saat ini puluhan Orang Dalam Pengawasan dan beberapa PDP yang masuk kategori Orang Tanpa Gejala atau OTG terus dilakukan pemantauan dan tindakan medis di lapangan. Untuk menghadapi dan berinteraksi dengan mereka, jelas membutuhkan peralatan perlindungan yang standar.

"Bantuan ini sangat berarti terutama Masker N95 yang sangat sulit kami dapatkan," ujar Lista.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya