Kawanan Monyet Liar Bikin Resah Warga Lembang

Kawanan monyet liar kerap masuk ke permukiman warga di Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Mencari tempat kembali?

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jun 2020, 03:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2020, 03:00 WIB
Sekawanan monyet di jalan sekitar Masjid Saka Tunggal, Cikakak, Wangon, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Sekawanan monyet di jalan sekitar Masjid Saka Tunggal, Cikakak, Wangon, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Lembang - Warga Kampung Andir, Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, merasa resah dengan kawanan monyet liar yang kerap masuk ke permukiman.  

"Akhir-akhir ini jadi muncul ke permukiman, tapi enggak menentu waktunya, terkadang pagi, terkadang sore, ada sekitar 30 sampai 50 monyet muncul," kata Yanti (42), warga setempat, Jumat(19/6/2020).

Yanti mengatakan, kawanan monyet masuk ke kawasan permukiman dan sesekali mencuri makanan di warung warga atau mengambil pakaian yang sedang dijemur.

"Sampai-sampai genting rumah warga ada beberapa yang rusak karena dipakai monyet untuk berloncatan antara atap rumah warga," katanya.

Warga, ujar Yanti, sudah berusaha menghalau kawanan satwa liar tersebut, namun mereka tidak mau pergi.

"Memang dari dulu kata leluhur di sini monyet itu habitatnya di hutan sekitar sini, mungkin gara-gara ada pembangunan tempat wisata baru, jadinya seperti ini," katanya.

Nanang (55), warga Kampung Andir lainnya, mengatakan kawanan monyet liar berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bahkan sampai ke Jalan Raya Lembang. Kawanan monyet itu juga sering mengacak-acak tempat sampah.

"Jadi ada mitos seperti ini, kalau monyet sudah tidak ada (punah), maka yang keluar adalah ular, saya dari dulu warga asli sini, monyet itu memang habitatnya di hutan bambu sekitar sini," kata Nanang.

Sementara itu, Penyuluh Kehutanan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat Seksi Wilayah IV Taufik Hamzah mengatakan, monyet yang masuk ke permukiman warga Lembang adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).

"Kemungkinan itu dari habitat aslinya lari ke pemukiman warga. Saya yakin itu dari habitat aslinya, cuma habitat aslinya ini perlu ditelusuri," kata Taufik Hamzah.

Ia menjelaskan, habitat aslinya antara lain ada di hutan konservasi kawasan Tangkuban Parahu. Monyet ekor panjang yang masuk ke permukiman warga Lembang, dia melanjutkan, kemungkinan habitatnya berada di kawasan hutan setempat.

Menurut dia, di kawasan Lembang selain hutan konservasi ada hutan lindung dan hutan produksi di bawah kewenangan Dinas Kehutanan atau Perum Perhutani.

"Kalau dari kawasan konservasi, dalam hal ini kawasan cagar alam Tangkuban Parahu, ke sana kan jauh, sementara di situ ada kawasan Perhutani, bisa jadi di sana juga ada habitat monyet ekor panjang," katanya.

"Maka perlu koordinasi semua pihak termasuk masyarakat sekitar kawasan hutan untuk mengambil langkah apa saja yang harus dilakukan agar monyet-monyet tersebut tidak lagi memasuki perkampungan, salah satunya hutan sebagai habitat satwa liar harus terjaga dengan baik," kata Taufik menambahkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya