Waspada Potensi Banjir Rob di Pesisir Selatan Jabar - Yogyakarta

Masyarakat di pesisir selatan Jawa Barat hingga Yogyakarta diimbau waspada terhadap potensi banjir rob.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jul 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2020, 20:00 WIB
Banjir Rob Rendam Perumahan Pantai Mutiara Akibat Tanggul Jebol
Kondisi sebuah mobil milik warga saat terendam banjir rob di Kompleks Perumahan Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta, Minggu (7/6/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Cilacap - Rendi Krisnawan, analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap menyebut, masyarakat di pesisir selatan Jawa Barat hingga Yogyakarta diimbau waspada terhadap potensi banjir rob yang bakal terjadi akhir pekan ini.

"Potensi rob tersebut dapat terjadi karena pasang maksimum pada hari Jumat (24/7) diprakirakan mencapai 2 meter dan Sabtu (25/7) mencapai 1,9 meter, sedangkan gelombang di wilayah perairan selatan Jabar-Yogyakarta diprakirakan sangat tinggi," katanya, Kamis (23/7/2020).

Dirinya mengatakan, tinggi gelombang di perairan selatan Jabar-Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Jabar-Yogyakarta diprakirakan mencapai 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi.

Pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Jabar-Yogyakarta maupun Samudra Hindia selatan Jabar-Yogyakarta yang berlaku mulai hari Kamis (23/7), pukul 19.00 WIB, hingga Sabtu (25/7), pukul 19.00 WIB.

"Kami akan informasikan kepada masyarakat jika ada perkembangan lebih lanjut," katanya.

Lebih lanjut, Rendi mengatakan pasang maksimum di perairan selatan Cilacap pada hari Jumat (24/7) diprakirakan akan berlangsung pada pukul 11.00 WIB dengan tinggi mencapai 2 meter, sedangkan pada hari Sabtu (25/7) diprakirakan akan berlangsung pada pukul 11.00-12.00 WIB dengan tinggi mencapai 1,9 meter.

Kendati demikian, dia memprakirakan dampak banjir rob yang terjadi pada akhir pekan ini tidak sebesar banjir air pasang yang terjadi pada bulan Mei.

"Saat rob pada bulan Mei, banjirnya sampai masuk ke permukiman. Hal itu terjadi karena selain adanya gelombang tinggi, juga dipengaruhi oleh tekanan rendah yang muncul di belahan bumi selatan," jelasnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya