Liputan6.com, Padang - Jumlah pasien virus corona Covid-19 di Sumatera Barat terus meningkat signifikan sejak Idul Adha 2020. Padahal, provinsi tersebut sempat berhasil mengendalikan wabah itu hingga mendapat pujian dari Presiden Joko Widodo.
Tepatnya sejak Hari Raya Idul Fitri hingga Idul Adha 2020, adalah masa landainya kasus konfirmasi pasien virus corona di Sumbar.
Namun kini, Sumbar kembali mencatatkan puluhan kasus setiap harinya sejak Idul Adha 2020. Namun, juga ada beberapa hari terdapat belasan kasus.
Advertisement
Data per 18 Agustus 2020, jumlah kasus konfirmasi pasien positif Covid-19 mencapai 1.412 orang, 918 di antaranya sudah sembuh dan 43 jiwa meninggal, sementara sisanya masih isolasi.
Baca Juga
Dari keseluruhan kasus positif tersebut, Kota Padang merupakan jumlah pasien Covid-19 terbanyak, yakni mencapai 898 orang terkonfirmasi.
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Corona Sumbar, Jasman Rizal mengatakan agar penyebaran virus bisa dikendalikan, masyarakat mesti disiplin mematuhi semua protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
"Harus konsisten memakai masker dan menjaga jarak," katanya kepada Liputan6.com, Selasa (18/8/2020).
Walaupun kasus melonjak, ia menyebut positivity rate di Sumbar berada di angka 1,74 persen. Angka tersebut masuk yang terbaik di Indonesia.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Gelombang Dua
Kembali melonjaknya kasus corona Covid-19 di Sumbar, dinilai merupakan gelombang kedua wabah ini oleh pakar epidemiologi.
Pakar Epidemiologi Universitas Andalas Sumatera Barat, Defriman Djafri mengatakan kasus corona pernah naik lalu melandai dan bertahan beberapa waktu.
"Kami tidak terkejut dengan adanya gelombang kedua ini, sebab mobilitas masyarakat Sumbar saat Idul Adha cukup tinggi," ujarnya.
Ia mengemukakan, pemerintah daerah membuka keran aktivitas masyarakat saat Idul Adha tanpa persiapan yang matang. Kemudian ketika kasusnya melonjak, pemerintah malah beralasan hal itu disebabkan banyaknya perantau yang pulang.
"Pernyataan-pernyataan Pemerintah Sumbar seperti itu saya kira tidak konsisten," jelasnya.
Ketika sebelum Idul Adha gubernur mengimbau perantau untuk pulang kampung, lanjut Defriman lalu kemudian itu pula yang menjadi alasan melonjaknya kasus. Menurutnya itu kebijakan yang cukup gegabah.
Padahal, pihaknya sudah mengingatkan pemerintah setempat bahwa ancaman virus corona masih mengintai meski kasusnya cukup landai ketika itu.
Advertisement