Jumlah Pasien Covid-19 di Sumbar Kembali Naik

Setelah sempat melandai, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumbar kembali naik.

oleh Novia Harlina diperbarui 04 Agu 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2020, 18:00 WIB
Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) pada layar pemantau di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Sampai hari ini, Posko COVID-19 DKI Jakarta terlah dihubungi 3.580 orang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Padang - Jumlah pasien positif virus corona Covid-19 Sumatera Barat sempat melandai beberapa waktu lalu, namun kini grafiknya kembali naik.

Bahkan ketika Hari Raya Idul Adha 1441 hijriah beberapa hari lalu, penambahan jumlah pasien positif terkonfirmasi 41 orang, kemudian hari berikutnya terdapat belasan kasus.

Padahal sebelumnya jumlah kasus konfirmasi rata-rata di bawah 10 orang. Lonjakan tersebut diyakini tak terlepas dari momen mudik perayaan Idul Adha.

Data per Senin 3 Agustus 2020, total pasien positif Covid-19 di Sumbar sebanyak 974 orang, kemudian total sembuh 770 orang, dan meninggal sebanyak 34 jiwa.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Covid-19 Sumbar Jasman Rizal kepada Liputan6.com, Senin (3/8/2020) mengatakan masyarakat Sumbar mesti disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Penambahan pasien positif memang naik beberapa hari terakhir, paling banyak pada Hari Raya Idul Adha," katanya.

Pada momen tersebut banyak perantau yang pulang kampung, ada dari Kalimantan, Jakarta dan provinsi tetangga. Pihaknya menyebut di masa normal baru hal ini memang sulit dihindari.

Meski demikian, lanjutnya, hingga kini positivity rate di Sumbar, berada di angka 1,52 persen. Dirinya mengklaim, angka tersebut merupakan yang terbaik senasional.

"Sudah 63.826 orang yang diambil sampelnya di provinsi ini," ujarnya.

Sebelumnya Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Dokter Andani mengatakan Sumbar belum aman dari virus corona, namun pandemi tersebut bisa dikendalikan atau dikontrol.

Berdasarkan standar WHO, lanjutnya, suatu daerah bisa dikatakan aman kalau bisa mempertahankan positivity rate di bawah 5 persen.

"Saat ini di Sumbar sudah di bawah 2 persen," kata dia.

Mengatasi corona bukan hanya soal mengobati yang terjangkit, Andani mengingatkan, yang paling penting bagaimana memutus rantai penularannya, yaitu melalui isolasi, identifikasi, physical distancing, perbaikan fisik dan sebagainya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya