Liputan6.com, Payakumbuh - Wakil Wali Kota Payakumbuh, Sumatera Barat Erwin Yunaz terkonfirmasi positif virus corona Covid-19, setelah melakukan tes usap ataw swab test pada Sabtu, 15 Agustus 2020.
Orang nomor dua di Kota Rendang itu, melakukan tes usap setelah menerima tamu dari Padang. Kemudian diketahui tamu yang berkunjung tersebut terpapar virus corona.
"Wawako kini menjalani isolasi mandiri di rumah dinas di bawah pengawasan tenaga medis," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, Bakhrizal, Rabu (19/82020).
Advertisement
Ia menyebut dengan diketahuinya hasil tes tersebut, maka saat ini seluruh pegawai atau karyawan di Kantor Balai Kota Payakumbuh dilakukan tes usap.
Baca Juga
Pihaknya juga meminta masyarakat atau yang bertemu dengan wakil wali kota beberapa waktu belakangan, agar melakukan tes usap.
"Kami juga terus melakukan pelacakan terkait kasus konfirmasi corona yang ada di Payakumbuh," ujarnya.
Kemudian ia mengingatkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Perkembangan Corona di Sumbar
Data per 18 Agustus 2020, jumlah kasus konfirmasi pasien positif Covid-19 mencapai 1.412 orang, 918 di antaranya sudah sembuh dan 43 jiwa meninggal, sementara sisanya masih isolasi.
Kemudian pada hari ini, 19 Agustus 2020 data sementara terdapat penambahan 27 tambahan pasien positif corona Covid-19 di Sumbar.
Pakar Epidemiologi Universitas Andalas Sumatera Barat, Defriman Djafri mengatakan kasus corona Sumbar memasuki gelombang kedua, karena pernah naik lalu melandai dan bertahan beberapa waktu.
"Kami tidak terkejut dengan adanya gelombang kedua ini, sebab mobilitas masyarakat Sumbar saat Idul Adha cukup tinggi," ujarnya.
Ia mengemukakan, pemerintah daerah membuka keran aktivitas masyarakat saat Idul Adha tanpa persiapan yang matang. Kemudian ketika kasusnya melonjak, pemerintah malah beralasan hal itu disebabkan banyaknya perantau yang pulang.
"Pernyataan-pernyataan Pemerintah Sumbar seperti itu saya kira tidak konsisten," jelasnya.
Ketika sebelum Idul Adha gubernur mengimbau perantau untuk pulang kampung, lanjut Defriman, lalu kemudian itu pula yang menjadi alasan melonjaknya kasus. Menurutnya itu kebijakan yang cukup gegabah.
Advertisement