Punya Kekayaan Naskah Kuno, Pidie Butuh Perpustakaan Keren

Kabupaten Pidie membutuhkan perpustakaan yang representatif untuk meningkatkan budaya literasi sekaligus mewadahi kekayaan naskah kunonya.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2020, 21:08 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2020, 21:07 WIB
Indeks Literasi Pidie
Perpusnas dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pidie menggelar acara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat, Rabu (4/11/2020). (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Pidie - Membaca punya kedudukan yang penting dalam Islam. Wahyu pertama dalam Al-Qur-an memerintah umat manusia untuk 'membaca'. Hal itu setidaknya disampaikan Anggota Komisi X DPR RI Illiza Saaduddin Djamal, saat acara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat di Kabupaten Pidie, Rabu (4/11/2020). 

Dalam Acara yang digelar atas kerja sama Perpusnas dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pidie itu, Illiza menekankan, 'membaca' dalam artian bukan hanya membaca, tapi juga paham dan mampu menelaah apa yang dibaca. 

"Pada umumnya semua orang baca tetapi tidak paham apa yang dibaca, maka di sini saya menyampaikan baca dulu baru dipahami setelah dipahami kemudian ditelaah dan dimengerti, setelah itu dicari kebenarannya baru kemudian berkomentar," ujar Illiza.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengatakan, pustakawan merupakan pekerjaan yang keren, maka perlu dibuat sistem untuk kaderisasi.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Pidie, Idhami, dalam sambutan Bupati Pidie mengatakan, dirinya berterima kasih dengan kepedulian dalam upaya meningkatkan indeks literasi di Pidie. 

Idhami mengharapkan adanya bantuan pembangunan gedung perpustakaan yang representatif beserta koleksi bukunya. Di samping itu juga perlu didukung untuk program pelestarian koleksi nasional dan naskah kuno.

"Begitu banyak naskah kuno yang harus dilestarikan di Kabupaten Pidie sehingga terkumpulnya semua naskah kuno akan menjadi catatan sejarah yang dapat dibaca dan diketahui oleh seluruh masyarakat," katanya.

Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional, Adin Bondar menjelaskan, Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia yang maju. Persoalannya mengapa tingkat kesejahteraan masyarakatnya masih belum terlalu tinggi, di situlah perpustakaan mengambil peran.

Adin mengatakan, kemiskinan terjadi karena konektivitas atau akses terhadap pengetahuan dan informasi penting yang dibutuhkan sangat rendah, kemudian tidak tersedia sumber dan bahan pengetahuan dan informasi berkualitas yang dibutuhkan serta sumber daya manusia, atau ketidakmampuan seseorang dalam mendapatkan pengetahuan dan informasi yang berguna, akibat hambatan fisiologis psikologis dan kontekstual.

Senada dengan yang disampaikan Illiza, Adin juga bangga kepada pustakawan. Menurutnya pustakawan harus melakukan inovasi dan kreativitas agar pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan.

"Hadirnya perpustakaan dan pustakawan dapat menjawab permasalahan yang terjadi dan menjadikan masyarakat yang cerdas dan berpengetahuan," katanya.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya