Liputan6.com, Kendari - Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) di Kabupaten Bombana dan Konawe Selatan, terbakar hebat sejak 25-31 Januari 2020. Si jago merah melalap habis lahan blok Hutan Lampopala kawasan pengelolaan TNRAW Wilayah II dan sekitarnya. Savana seluas 17,5 hektare di wilayah taman yang berbatasan dengan Kabupaten Bombana dan Konawe Selatan.
Kepala Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Ali Bahri mengatakan kebakaran awalnya terjadi sejak 25-27 Januari. Saat itu lahan terbakar seluas 12 hektare.
"Kami bisa memadamkan api selama tiga hari kebakaran, namun ternyata kembali terbakar," ujar Ali Bahri, dikonfirmasi via telepon seluler.
Advertisement
Baca Juga
Dia melanjutkan, api kembali melahap lahan gambut di desa dekat Kabupaten Bombana, Jumat (29/1/2021). Saat itu, lahan kembali terbakar selama hampir dua jam, seluas 4,5 hektare.
"Di situ api sempat berhenti menyala, kami padamkan dengan bantuan Brigade Kebakaran Hutan Taman Taman Nasional Rawa Aopa," ujarnya.
Pihak Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai mengira, kondisi hutan di taman nasional sudah aman. Namun, ternyata api kembali menyala, Minggu (31/1/2021). Lokasi kebakaran di Desa Langkowa, Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana.
Tak bisa memadamkan sendiri api di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) Bombana, sejumlah pihak ikut membantu memadamkan.
Pihak Manggala Agni Daerah Operasi Sulawesi Tenggara bersama masyarakat setempat, berinisiatif turun setelah kebakaran memasuki hari kelima. Hingga Minggu (31/1/2020) malam, tim pemadam kebakaran masih di lokasi memadamkan api.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Bantuan Datang Terlambat
Selama kebakaran empat hari, bantuan dari tim pemadam kebakaran dan masyarakat ternyata datang terlambat. Armada bantuan pemadam kebakaran dari Tim Manggala Agni Daerah Operasi Sulawesi Tenggara wilayah III, baru datang 31 Januari 2021, padahal kebakaran sudah terjadi sejak 25 Januari.
Terkait hal ini, Kepala Manggala Agni Daops Tinanggea, Yanuar Fanca Kusuma mengatakan, selama ini pihaknya agak kesulitan masuk ke wilayah taman nasional. Soal ini, dia enggan menjelaskan lebih jauh. Mereka menyebut, baru mendapat informasi kebakaran dari beberapa media online.
"Setelah mendapat informasi pada Minggu (31/1/2021) kami padamkan, satu hektare padam pada hari itu juga dengan bantuan 15 personil," ujarnya.
Diketahui, pihak taman nasional memberlakukan larangan terhadap masyarakat untuk masuk ke wilayah itu. Beberapa wartawan yang hendak meliput, bahkan dilarang dan disuruh membayar Rp250 ribu saat hendak masuk ke dalam. Hal ini dibenarkan seorang wartawan asal Kota Kendari yang enggan namanya disebut.
"Kami mau masuk, disuruh bayar. Padahal banyak pemancing di dalam sepertinya gratis itu," ujarnya.
Hal ini, dibenarkan Kepala Taman Nasional, Ali Bahri. Dia membenarkan, warga harus melalui sejumlah perizinan jika akan masuk. Dia juga mengungkap, ada salah satu lokasi di sekitar lokasi kebakaran, kemungkinan ada aktivitas memancing.
Â
Advertisement