Derita Bocah Kristina, Lidah Bengkak dan Menjulur 8,5 Sentimeter karena Kanker

Derita boca Kristina Yunita 2 Tahun memiliki ukuran lidah yang besar dan menjulur ke luar mulut sepanjang 8,5 sentimeter. Bocah ini pun tidak bisa menutup mulutnya karena lidah yang membesar dan menjulur keluar.

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 21 Mar 2021, 00:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2021, 00:00 WIB
Kristina Yunita 2 Tahun boca yang menderita lida panjang 8,5 Sentimeter di pangku kelurganya dan didampingi ibu kandungnya. (Liputan6.com/ Dionisius Wilibardus)
Kristina Yunita 2 Tahun boca yang menderita lida panjang 8,5 Sentimeter di pangku kelurganya dan didampingi ibu kandungnya. (Liputan6.com/ Dionisius Wilibardus)

Liputan6.com, Sikka - Bocah Kristina Yunita 2 tahun memiliki ukuran lidah yang besar dan menjulur ke luar mulut sepanjang 8,5 sentimeter sangat menderita. Bocah ini pun tidak bisa menutup mulutnya karena lidah yang membesar dan menjulur keluar.

Kristina Yunita tinggal bersama oarangtuanya di Litbang, Kelurahan Kota Uneng, Kota Maumere, Kabupaten Sikka, mengalami penyakit langka. Kondisi lidahnya membesar dan menjulur keluar.

Menurut penuturan Teodora Nangjob, ibu dari bocah Kristina Yunita, Kristina Yunita merupakan anak kedua buah perkawinannya dengan sang suami, Stefanus Yoman.

“Anak pertama seorang laki-laki yang normal dan sudah duduk di bangku sekolah dasar sedangkan anak kedua seorang perempuan yang mengalami sakit langka ini, lidahnya terus mengalami pertumbuhan dan menjulur panjang,” katanya, ditemui Liputan6.com, Sabtu (20/3/2020).

Dikatakannya ketika anaknya Kristina berusia satu tahun, kami sempat membawa untuk berobat di rumah sakit Bunda Pengharapan yang ada di Makassar.

“Di Rumah Sakit Bunda Pengharapan anak kami di diagonosa dokter, mengalami kanker tumor lidah. Selanjutnya kami diminta untuk rawat rawat jalan,” dia menuturkan.

Dalam perjalanan, pihak dokter mengaku bahwa mereka tidak berani menangani anaknya dikarenakan anaknya menderita penyakit langka. Kemudian dokter menyarankan untuk mencari pengobatan lain.

Untuk itu, sekitar Agustus 2020, ia bersama suaminya membawah anaknya ke Maumere untuk berobat.

"Saya ini asli Papua. Tetapi suaminya saya asal Maumere. Di sana kami tinggal di Mindiptana, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua. Karena anak kami tidak sembuh-sembuh, kami terpaksa bawa ke Maumere untuk berobat," ungkap dia.

Selama berada di Maumere, tandas dia, anaknya dibawah ke pendoa disalah suster yang ada di Wairhubing untuk berobat dan diberikan ramuan ramuan tradisional. Selama berobat, lidahnya anaknya yang tadinya warna hitam itu berubah menjadi merah. Namun, lidahnya anaknya tetap membesar dan terus menjulur hingga sekarang.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Butuh Bantuan

“Untuk memberikan makan anaknya, ia tidak menggunakan sendok tetapi menggunakan tangannya. Yang mana, makanan itu dikunyah dulu lalu memberi makan anaknya,” sebutnya.

Ia mengatakan sampai saat ini kami bocah Kristina Yunita belum diperiksakan ke dokter yang ada di Maumere meski memiliki BPJS. Keluarga masih berobat pakai alternatif.

"Mau bawa ke dokter, tetapi ayahnya tidak mau karena pernah kecewa dengan dokter," ucapnya.

Salah satu anggota keluarga dari bocah Kristina Yunita, Avensia mengatakan selama berada di Maumere, keponakannya itu langsung dibawa ke pengobatan alternatif dan diberikan ramuan tradisional.

Saat pertama datang dari Papua, lidah bocah Kristina berwarna hitam. Kemudian, dilakukan pengobatan alternatif dan sekarang lidahnya sudah berubah warna merah dan bisa makan serta minum susu.

"Awalnya di bandara, saya jemput mereka, lihat keponakan punya lidah, saya jadi takut hingga menangis. Ketika dua hari menetap di rumah, keponakan ini punya lidah besar, panjang dan warna lidahnya hitam. Siang malam, keponakannya hanya menangis saja. Jadi kami bawa ke pengobatan alternatif. Jadi kondisi saat ini hanya lidahnya sudah berubah warna merah dan juga bisa makan dan minum susu," ungkapnya.

Ia mengaku selama berada di Maumere, keponakannya tidak dibawa ke dokter karena dilarang oleh ayahnya. Sebab, ayahnya pernah dikecewakan oleh dokter yang tidak ada penanganan apapun hingga harus berobat di Maumere secara alternatif.

"Keponakan ini kan punya ayah ada di Papua sekarang. Tetapi kami minta untuk bawa ke dokter tetapi ayahnya mati-matian tidak mau bawa anaknya ke dokter. Ayahnya selalu bilang bahwa ke dokter saja tidak ada penanganan. Itu yang membuat ayahnya sangat kecewa dengan dokter," sebutnya.

Ia mengharapkan ada pihak-pihak yang peduli bisa membantu biaya pengobatan dari bocah Kristina Yunita yang sudah 2 tahun terakhir menderita sakit langka ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya