Mengintip Surau Tua Tempat Karantina Angker untuk Pemudik Sidomulyo

Pemerintah Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Boyolali menyiapkan tempat karantina angker bagi pemudik yang tetap nekat mudik ke kampung halamannya.

oleh Fajar Abrori diperbarui 02 Mei 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2021, 08:00 WIB
Tempat Karantina Angker di Boyolali
Pemerintah Desa Sidomulyo menyiapkan tempat karantina berupa bangunan surau yang lama tidak terpakai. konon bangunan yang tempat karantina iut angker.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Boyolali - Pemerintah Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali memiliki cara unik untuk mencegah para perantau agar tidak mudik ke kampung halamannya saat Lebaran nanti. Caranya adalah dengan menyiapkan bangunan angker yang digunakan untuk tempat karantina bagi pemudik yang nekat pulang kampung.

Ketua Satgas Covid-19 Desa Sidomulyo, Muh Sawali mengaku telah menyampaikan imbauan larangan mudik kepada warganya yang merantau sejak awal Ramadan lalu. Jika ada perantau yang tetap nekat mudik dan tidak bisa menunjukkan surat keterangan sehat dari dokter atau surat bebas Covid-19 maka mereka harus menjalani karantina di lokasi yang sudah disiapkan di Dukuh Beji. Konon bangunan surau yang telah lama dipakai dan digunakan sebagai tempat karantina itu tergolong angker dan menyeramkan.

"Meski ruangan yang digunakan untuk karantina layak pakai, namun lokasi karantina itu merupakan salah satu tempat yang diyakni keramat dan sakral. Apalagi lagi lokasi kan memang berbeda ldengan lokasi yang lainnya," kata Sawali, Sabtu, 1 Mei 2021.

Menurutnya kebijakan menyiapkan tempat karantina itu dilatarbelakangi pengalaman pada momen liburan tahun lalu. Pada saat itu muncul warga Desa Sidomulyo yang terpapar Covid-19.

Penemuan kasus tersebut merupakan yang pertama kalinya terjadi di Kecamatan Ampel. Dampak munculnya kasus tersebut menyebabkan kegiatan ekonomi di desa tersebut tergoncang.

Sebab itu untuk menghindari kejadian serupa, sejak jauh hari pihak pemerintah desa sudah memperingatkan kepada warganya yang merantau agar tidak pulang supaya predikat zona hijau alias bebas Covid-19 pada saat ini tetap bertahan. Salah satunya dengan menyiapkan tempat karantina angker.

"Di situlah muncul pelajaran yang sangat berharga untuk kita sehinga kita lebih giat mengantisipasinya biar sesuatu yang fatal itu tidak terulang kembali," harapnya.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Dua Pemudik DIkarantina

Meskipun pihak Pemerintah Desa Sidomulyo telah mengeluarkan himbauan larangan mudik, namun ternyata sudah ada dua perantau sempat menghuni tempat karantina angker itu selama enam hari. Namun para pemudik nekat itu kini sudah meninggalkan tempat karantina itu setelah menjalani rapid antigen dan hasilnya negatif.

"Dengan adanya upaya karantina seperti yang dilakukan ini nantinya diharapkan para perantau mengurungkan niatnya untuk pulang kampung hanya sebatas untuk bersilaturahmi. Toh silaturahmi sekarang kan bisa melalui video call dan lain sebagainya," ucapnya.

Salah satu warga yang nekat mudik, Fajar Adi Nugroho mengaku menyesal karena nekat mudik ke kampung halamannya di Desa Sidomulyo. Ia pun sebelumnya telah mengetahui adanya larangan pemerintah untuk mudik, tapi dirinya tetap nekat dan melewati jalur tikus pada malam hari sehingga bisa lolos dari pantauan pihak yang berwajib.

"Karena tidak membawa suratketerangan sehat dan asal uplang, sekarang saya harus menjalani karantina. Tetap disana aja dulu, jangan pulang daripada dikarantina," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya