839 Sekolah di Blora Mulai Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Sebanyak 839 sekolah di Blora diizinkan menggelar pembelajaran tatap muka di sekolah di tengah pandemi Covid-19.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 26 Mei 2021, 01:04 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2021, 01:00 WIB
Uji coba pembelajaran tatap muka sekolah formal di Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Uji coba pembelajaran tatap muka sekolah formal di Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Blora - Berbekal hasil rapat koordinasi beberapa waktu lalu, ratusan sekolah formal yang bernaung di bawah Kementerian Agama (Kemenag) dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). PTM masih digelar secara terbatas dengan sejumlah ketentuan karena masih di masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan informasi yang diterima Liputan6.com, totalnya secara keseluruhan ada sebanyak 839 sekolah yang telah diizinkan melaksanakan PTM paska lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah dengan menggunakan protokol kesehatan secara ketat.

"Sebenarnya dari provinsi ini kan yang untuk SD/MI belum diperbolehkan. Tetapi hasil koordinasi dari Disdik dengan pak Bupati ketika di ruangan Setda itu kan memang di uji cobakan, walaupun dengan menggunakan protokol yang ketat," ungkap Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Blora, Fathul Himam, Senin (24/5/2021).

Kemenag sendiri totalnya menaungi sebanyak 147 sekolah formal di Blora. Yakni, meliputi 77 pendidikan Madrasah Ibtidaiyyah (MI), 56 pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 14 pendidikan Madrasah Aliyah (MA).

Menurut Himam, uji coba PTM secara terbatas yang kini digelar, pada rapat sebelumnya, diarahkan perlunya koordinasi secara intens dengan pihak puskesmas maupun gugus tugas Covid-19. Koordinasi tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Dia mengatakan, bahwa seperti peserta didik SD/MI di Blora, asalnya mayoritas dari sekitar lingkungan sekolah sendiri. Oleh karena itu, gugusnya cukup diarahkan ditingkat desa atau kelurahan saja.

"Kalau SMP, mungkin karena biasanya kebanyakan antar desa, gugusnya ke gugus kecamatan saja," kata Himam.

Simak video pilihan berikut ini:

Tidak Ada Surat Edaran

Uji coba pembelajaran tatap muka di MTs Negeri Blora. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Uji coba pembelajaran tatap muka di MTs Negeri Blora. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Terpisah, pihak Disdik Kabupaten Blora saat dikonfirmasi Liputan6.com menyatakan, bahwa adanya uji coba PTM secara terbatas ini tidak ada surat edarannya. Tetapi, melalui usulan sekolah formal masing-masing.

"Edarannya tidak ada, itu hanya usulan dari sekolah melalui Korwil SD. Yang SMP juga dari sekolahnya mengusulkan. Kemudian disertai dengan persyaratan-persyaratan SKB 4 Menteri," ungkap Kabid Pendidikan Dasar Disdik Kabupaten Blora, Budi Riyanto.

Secara keseluruhan, Disdik Kabupaten Blora sendiri menaungi sebanyak 692 sekolah formal di Blora. Yakni, meliputi 597 pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan 95 pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Sementara itu Kepala Disdik Kabupaten Blora, Hendi Purnomo mengungkapkan, bahwa pihaknya mengawali pelaksanaan uji coba PTM di beberapa sekolah sudah sejak bulan Februari 2021 lalu. Hasil monitornya ke sejumlah sekolah berjalan dengan baik.

"Dan ini hari pertama masuk sekolah setelah lebaran. Tadi sekolahan, beberapa sudah saya cek ya alhamdulillah sesuai dengan simulasi SOP. Harapan kami tidak ada masalah dan tidak ada klaster," ungkapnya.

Menurut Hendi, semua sekolah formal baik itu SD maupun SMP se-16 kecamatan Kabupaten Blora dinyatakan sudah 100 persen masuk dan diperbolehkan untuk melaksanakan uji coba PTM secara terbatas.

Lebih lanjut, rapat koordinasi mengenai uji coba PTM ini dilaksanakan beberapa waktu lalu dengan dipimpin langsung Bupati Blora bersama Disdik Kabupaten Blora, Kemenag Kabupaten Blora, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, dan stakholder lain juga turut serta diundang.

"Satu persatu ditanya untuk paparan, setelah itu beliau pak Bupati Blora memerintahkan dengan membaca bismillah, PTM terbatas ini dibuka. Karena kalau tidak dibuka, dampak negatifnya jadi banyak anak yang drop out," pungkas Hendi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya