Liputan6.com, Cirebon - Manajemen pengelola PG Jatitujuh yakni PT PG Rajawali mengaku menyesalkan adanya insiden berdarah yang terjadi di perbatasan Majalengka - Indramayu pada Senin lalu.
Insiden tersebut tepatnya berada di Desa Kerticala, Kecamatan Tukdana, Indramayu. Direktur PT PG Rajawali II Ardian Wijanarko mengatakan, petani tebu di wilayah PG Jatitujuh merupakan mitra strategis yang berpengaruh terhadap kelangsungan produksi pabrik gula.
Dalam insiden tersebut menimbulkan dua korban jiwa dari pihak petani tebu. Ia berharap peristiwa tersebut tidak mengganggu jalannya pola dan hubungan kemitraan yang telah dijalin dengan masyarakat sekitar dalam beberapa tahun terakhir ini.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
“Semoga peristiwa ini tidak terulang kembali, mengingat para petani tebu rakyat di wilayah tersebut merupakan binaan dari PG Jatitujuh dan telah banyak berkontribusi memasok bahan baku tebu untuk menjaga keberlangsungan produksi gula,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com, Selasa (5/10/2021).
Atas insiden tersebut, Ardian menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum untuk memproses kasus ini lebih lanjut. Dia meminta kepada pihak kepolisian agar menindak tegas oknum masyarakat yang mengganggu aktivitas budidaya tebu di lahan HGU Jatitujuh melalui aksi-aksi kekerasan.
Upaya tersebut, dalam rangka menjaga aset negara serta memastikan aktivitas produksi gula untuk memenuhi kebutuhan gula nasional tidak terhambat
“Kami mengecam dan tidak menoleransi aksi kekerasan yang terjadi di wilayah operasional perusahaan dan akan berupaya semaksimal mungkin menjamin keamanan para mitra petani tebu yang saat ini bekerja menggarap lahan di HGU Jatitujuh,” paparnya.
Dari insiden tersebut, Ardian memastikan program kemitraan kerja dengan petani tebu di wilayah PG Jatitujug tetap berjalan. Selama ini, kata dia, pola kemitraan terbukti memberikan dampak positif baik bagi kesejahteraan petani maupun keberlangsungan oparasional pabrik.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan video pilihan berikut ini
Peningkatan Mitra Perani Tebu
Saat ini tercatat ada 14 BUMNDes yang tersebar di Majalengka dan Indramayu. Sementara itu, program kemitraan Budidaya Tebu merupakan bertujuan selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Penyangga, juga memberikan nilai tambah bagi mitra petani.
Selain itu, terpenuhinya bahan baku giling pabrik gula dan menciptakan lapangan usaha baru pendukung perkebunan tebu.
"Kemitraan ini selain dapat meningkatkan perekonomian lokal juga turut berperan sebagai rantai pasok pangan komoditas gula," ujar dia.
Melalui Program Kemitraan, para petani tebu sebagai Mitra RNI dilibatkan secara langsung dengan menjadi anggota BUMDes sekaligus pelaksana budidaya tebu. Untuk BUMDes menyediakan sarana produksi, jasa pengolahan dan pemeliharaan tanaman serta tebang muat angkut.
Sementara itu, PT Rajawali II yang mengelola Pabrik Gula Jatitujuh melakukan pendampingan melalui pembinaan sistem budidaya kepada Petani sekaligus sebagai offtaker gula petani tebu rakyat.
"Kemitraan antara PT Rajawali II dengan Mitra Petani setiap tahun terus mengalami peningkatan mitra petani," ujar dia.
Adrian menyebutkan, untuk berbudidaya tebu tercatat mulai Musim Tanam (MT) 2018/2019 sebanyak 1.309 Petani. Sementara untuk MT 2019/2020 terdapat 1.826 petani.
Jumlah MT 2020/2021 sebanyak kembali meningkat 1.986 petani. Pada MT 2021/2022 diupayakan peningkatan hingga sebanyak 2.752 Petani.
Advertisement