Liputan6.com, Tolitoli - Penggunaan teknologi pertanian terbukti mampu meningkatkan hasil panen petani di Sulawesi Tengah. Contoh itu digadang bisa membantu terwujudnya Food Estate atau kedaulatan pangan nasional di tengah kekhawatiran krisis akibat pandemi.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Keberhasilan intervensi teknologi pertanian itu salah satunya tampak dari hasil panen Kelompok tani Tunas Baru di Desa Bambapun, Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli, Selasa (12/10/2021). Di lahan seluas 3 hektare itu hasil ubinan 9,12 ton per hektar mampu didapat kelompok tani setempat.
Peningkatan hasil panen itu bisa dicapai berkat pendampingan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang intens sejak awal tahun 2021.
Kepala BPTP Sulteng, Abdul Wahab merinci, inovasi yang diterapkan di lahan itu di antaranya adalah teknologi jajar legowo dengan sistem tanam benih langsung (Tabela) yang punya keunggulan umur panen lebih cepat 10 sampai 15 hari dari tanam pindah (Tapin), penanaman mudah, hemat biaya, hemat tenaga, jumlah anakan tidak produktif menurun, dan hemat benih.
Penanaman benih sendiri menggunakan Alat Tanam Benih Langsung (ATABELA). Sedangkan Kualitas dan produktivitas padi didapat berkat inovasi variretas Unggul baru (VUB) Inpari 30, yang punya potensi hasil 9.6 ton per hektare dengan kualitas beras pulen.
“Ini untuk menyebarluaskan hasil penelitian Balitbangtan dan meningkatkan produktivitas komoditas pertanian serta kesejahteraan petani,” Kepala BPTP Sulteng, Abdul Wahab mengatakan di lokasi panen perdana padi varietas inpari 30 di Desa Bambapun, Tolitoli, Selasa (12/10/2021).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Mengatasi Kriris Pangan Akibat Pandemi
Selain di Kabupaten Tolitoli hilirisasi teknologi pertanian serupa juga dilakukan di Kabupaten Sigi sebagai dukungan program pemerintah untuk mewujudkan Food Estate yang merupakan salah program strategis pembangunan pertanian nasional yang menjadi solusi cerdas dalam meningkatkan kedaulatan pangan.
Wahab optimis pemberdayaan petani dan penyuluh pertanian dengan teknologi dan inovasi tepat guna itu, kedaulatan pangan nasional bisa benar-benar terwujud dan mencegah kekhawatiran krisis pangan serta ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Tugas kami menyiapkan inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan nilai tambah komoditas pertanian. Kami harap ini menjadi contoh penerapan teknologi bagi para petani dan petugas, tidak hanya untuk Tolitoli tetapi menyebar ke semua wilayah di Sulawesi Tengah,” Wahab memungkasi.
Advertisement