Liputan6.com, Banjarnegara - Gelaran Dieng Culture Festival (DCF) ke-12 tahun 2021 sampai pada puncaknya, Selasa (2/11/2021). Prosesi ruwatan anak berambut gimbal menandai puncak acara yang digelar di Kompleks Rumah Budaya Dieng tersebut.
Ada lima bocah bajang yang mengikuti prosesi ruwatan dalam puncak Dieng Culture Festival ini. Mereka antara lain Ayumna Arfiana Sakdiyah (6), Nur Asyifa Aula Putri (3), Alwi Arobi Farhat (7), Shakila Alana Maritsa (6), dan Panita Alisia (5).
Seperti adat yang berlaku, setiap anak memiliki permintaan yang harus dipenuhi. Jika permintaan si anak bajang ini tak dipenuhi, maka rambut gimbal akan kembali tumbuh bahkan mereka mengalami demam tinggi.
Advertisement
Baca Juga
Di antara permintaan yang mereka ajukan yaitu pementasan seni Rewo-rewo khas Wonosobo, dicukur di Dieng, sepeda hingga sekadar jajan. Rewo-rewo merupakan seni tari dengan penarinya mengenakan topeng buta atau raksasa.
"Dikemasnya potong rambut gembel dalam rangkaian acara DCF ini menjadikan menarik bagi siapapun untuk menyaksikannya," kata Plh Bupati Banjarnegara, Syamsudin, Selasa (2/11/2021).
Ritual potong rambut gembel merupakan bentuk kearifan lokal yang menjadi khasanah budaya di Indonesia. Bocah bajang berambut gimbal merupakan fenomena yang sulit dijelaskan dengan akal sehat.
Rambut gimbal akan kembali tumbuh sebanyak apapun ia dicukur. Rambut gimbal hanya akan hilang melalui ritual ruwatan di Dieng. Setelah dipotong pada ruwatan, rambut akan tumbuh secara normal.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Helatan DCF 2021
Di antara lima anak gimbal itu, ada yang datang dari Bantul, Yogyakarta. Dialah Nur Asyifa Aula Putri. Rambut gimbal Asyifa diyakini berasal dari leluhurnya yang berasal dari Dataran Tinggi Dieng. Karena itu, ia kembali ke Dieng untuk diruwat.
Fenomena tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk melihat prosesi tersebut yang setiap tahun dilakukan beramaan dengan diselenggarakannya DCF. Sebelum pandemi, kunjungan wisatawan di acara DCF bisa mencapai puluhan ribu pengunjung.
"DCF juga menjadi upaya dalam melestarikan tadisi dan budaya serta mengenalkan keunikan Dieng kepada masyarakat luas," ujarnya.
Ketua Pokdarwis Pandawa, Alif Fawzi menyampaikan, DCF kali ini digelar secara virtual hybird, memadukan daring serta luring dengan tamu terbatas dan penerapan protokol kesehatan.
"Untuk daring bisa disaksikan di chanel Youtube Streaming Dieng Pandawa," ucapnya.
Rangkaian acara dimulai dengan pagelaran seni budaya, aksi Dieng bersih, Harmoni Atas Awan, Kongkow Budaya dan puncaknya adalah kegiatan pencukuran dan larung rambut gimbal.
"Acara utama adalah prosesi ruwatan rambut gembel yang berlangsung hari ini. Nanti malam ada hiburan musik dan besok masih ada kongkow budaya dan aksi dieng bersih," terangnya.
Advertisement