Liputan6.com, Pekanbaru - Siang itu, Daffa Alvaro baru saja pulang sekolah. Sampai di rumah, bocah 7 tahun murid salah satu sekolah dasar di Pekanbaru ini bergegas menemui orangtuanya sembari menyodorkan secarik kertas.
Wajahnya terlihat ceria ketika orangtuanya, Linda, membaca kata per kata dalam surat dari sekolah itu. Belum sampai pada kalimat inti pada surat itu, Daffa seolah memaksa Linda agar memberikan persetujuan.
Advertisement
Baca Juga
"Adek mau ikut vaksin, Ma," tegas Daffa, Selasa siang, 14 Desember 2021.
Sembari menunda menuntaskan membaca surat sodoran Daffa, Linda bertanya vaksinasi apa yang akan dilakukan pihak sekolah. Daffa lantang menjawab dirinya ingin disuntikkan vaksin Covid-19.
"Adek ikut ya, Ma," ujar Daffa coba merayu perempuan yang telah melahirkannya itu.
Linda bertanya apa alasan Daffa ingin mendapatkan vaksin Covid-19. Apalagi beberapa pekan sebelumnya juga ada vaksinasi lain di sekolah.
"Supaya enggak terkena virus corona," jawab Daffa.
Daffa ingin meniru langkah kedua orangtua dan anggota keluarga lainnya yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19.
"Biar Covid-19 cepat pergi dari Indonesia, dan kami bisa sekolah lagi setiap hari, jumpa kawan setiap hari," kata murid kelas 1 SD ini.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Senangnya Sekolah Tatap Muka
Awal masuk sekolah pertengahan lalu, Daffa memang tidak ke sekolah. Guru dan orangtua lebih memilih belajar secara daring karena Covid-19 di Riau berada pada puncak gelombang kedua.
Beberapa bulan belakangan, Daffa sudah bersekolah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Daffa dan anak-anak lainnya lebih ceria mengikuti pelajaran, tentu dengan protokol kesehatan ketat dengan jam terbatas.
Tidak hanya Daffa, keceriaan juga terlihat dari wajah Kinanti. Gadis kecil berusia 9 tahun itu, menyebut belajar tatap muka di sekolah lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
"Seronok bisa belajar di sekolah, tidak bikin sakit mata liat laptop atau handphone," tuturnya menirukan logat Ipin dan Ipun.
Begitu mendengar bakal ada suntik vaksin Covid-19 untuk anak-anak usia 6 hingga 12 tahun, Kinanti mengaku tidak takut. Dirinya juga ingin divaksin.
"Kan papa, mama, kakak, emak (nenek) juga sudah divaksin," tutur gadis disapa Alin, yang merupakan kakak dari Daffa.
Advertisement
Sudah Izin BPOM
Sejak Juli 2021 lalu, pemerintah telah memberikan vaksin Covid-19 bagi anak usia 12 hingga 17 tahun. Banyak pelajar SMP hingga SMA yang mengikuti vaksinasi tersebut, baik yang diadakan di rumah sakit, relawan, maupun Polri, TNI, dan BIN Daerah.
Saat ini, pemerintah berencana memberikan vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia 6 sampai 12 tahun. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah memberikan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun dengan pertimbangan keadaan emergency wabah pandemi Covid-19.
Beberapa waktu lalu, Kepala BPOM Penny K Lukito menyebut, persetujuan ini diberikan atas pertimbangan hasil penilaian terhadap aspek efikasi dan keamanan vaksin Sinovac pada usia 6-11 tahun.
Penny menyebut vaksin Covid-19 untuk anak sangat diperlukan di masa sekarang, terlebih adanya pembukaan sekolah tatap muka.
Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi, perkiraan vaksinasi anak di kelompok usia di bawah 12 tahun baru bisa dilakukan selambatnya pertengahan tahun depan.
Hal ini dikarenakan pertimbangan beragam aspek, termasuk ketersediaan stok vaksin Covid-19. Tidak hanya soal stok vaksin, sejumlah tenaga kerja juga perlu dipersiapkan dalam proses vaksinasi anak di bawah 12 tahun.
Persiapan Nataru
Sementara di Provinsi Riau, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jarwansyah, ketika melakukan kunjungan kerja meminta pemerintah daerah segera melakukan pendataan kepada penerima vaksin kelompok anak.
Anak-anak juga menjadi salah satu sasaran target yang akan divaksin. Ia mengatakan anak-anak yang usia di bawah 12 tahun juga akan segera divaksin karena termasuk kelompok yang rentan.
Dia menjelaskan, dengan dilakukannya pendataan, kemudian pada saat rekomandasi kelompok anak-anak untuk divaksin sudah diperbolehkan, pemerintah daerah bisa langsung menjalankan program tersebut.
Menurutnya, BNPB terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk terus menjaga enerapan protokol kesehatan. Mulai dari disiplin menggunakan masker, mencuci tangan serta menjaga jarak.
BNPB, kata Jarwansyah, tetap bersinergi dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, terutama pada momen hari besar keagamaan, di mana yang paling dekat adalah momen Natal dan Tahun Baru.
Jarwansyah meminta pada masyarakat tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, tetap menggunakan masker, dan menjaga jarak.
Advertisement
Persiapan Daerah
Sementara itu, Pemerintah Kota Pekanbaru menyatakan siap melakukan vaksinasi anak usia 6 sampai 12 tahun. Namun, untuk pelaksanaannya masih menunggu arahan dari pemerintah pusat.
Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Muhammad Jamil, mengatakan Pemko melalui Satgas Covid-19 harus mengatur alur dan teknis pemberian vaksinasi.
"Anak yang bakal mendapatkan suntikan vaksin adalah mereka berusia dari 6-11 tahun, dari aturan pusat sudah boleh," kata Jamil.
Pemko berencana melakukan vaksinasi di sekolah mereka masing-masing. Nanti, tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Pekanbaru bisa melakukan vaksinasi secara bergantian di sekolah anak tersebut.