Liputan6.com, Gorontalo Utara - Di era teknologi 4.0, kehadiran internet sudah menjadi kebutuhan yang melekat di samping informasi itu sendiri. Keberadaan internet di ruang publik selama positif diyakini mampu menggairahkan dialog konstruktif, mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, dan demokrasi.
Kecemerlangan seseorang menggunakan internet secara positif tentu dilatarbelakangi kemampuan literasinya.
"Literasi informasi adalah bagaimana menggunakan informasi secara etis, dan menggunakan skill untuk memproses informasi. Ada etika ketika memposting," ujar Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Ismunandar, dalam perbincangan di acara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Gorontalo Utara, sekaligus peresmian gedung layanan perpustakaan umum serta pengukuhan Bunda Baca Kabupaten Gorontalo Utara, Selasa, (22/2/2022).
Advertisement
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengubah cara manusia memproduksi dan mengonsumsi informasi. Di samping itu, informasi jadi lebih mudah didapat. Di sisi lain, kita memerlukan perpustakaan di tengah pesatnya teknologi.
"Tujuannya, agar pemanfaatan TIK mampu memberdayakan kualitas literasi seseorang," tambahnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gemar Baca Jangan Musnah
Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo Abdul Kadim Masaong mengamini hal tersebut. Menurutnya, kehadiran TIK boleh beranak pinak tetapi gemar baca jangan sampai musnah. Kegemaran membaca merupakan fondasi bagi terbentuknya literasi seseorang.
Anggota Komisi X DPR RI Elnino M Husein Mohi menjelaskan bahwa kemampuan literasi tidak bisa tumbuh sendiri. Perlu aktivitas rutin yang terus dilatih dan dikembangkan.
"Literasi adalah aset penting ketika ingin melihat sejauh mana kualitas SDM," ujarnya.
Namun, apa yang menjadi parameter literasi seseorang berkualitas? Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menguraikan di level perguruan tinggi, selain dibekali modal pemahaman Tri Dharma, hendaknya juga diikuti dengan tiga kompetensi utama yang lain.
"Pertama, mampu berpikir 'world class'. Kedua, mampu menciptakan lapangan kerja sesuai profesi, dan ketiga mampu mengangkat harkat martabat bangsa melalui pendampingan terhadap masyarakat yang termarjinalkan, " terang Syarif Bando.
Perpustakaan bukanlah bangunan menara gading. Perpustakaan bukan juga ruangan hampa. "Ini tugas perpustakaan selanjutnya menjadikan perpustakaan terlihat istimewa sehingga banyak yang tertarik datang," pesan Bupati Gorontalo Utara Indra Yasin.
Di hadapan Kepala Perpusnas, Bupati Indra Yasin mengeluarkan instruksi kepada organisasi perangkat daerah (OPD) agar memberikan sumbangsih buku ketika kembali dari kedinasan untuk menambah koleksi bahan bacaan di perpustakaan. Sekedar informasi, gedung layanan perpustakaan umum Kabupaten Gorontalo Utara dibangun dengan menggunakan dana alokasi khusus (DAK) senilai Rp10 miliar.
Advertisement