Sukses Tembus Pasar Ekspor Belanda, Kopi Garut Siap Rambah Eropa

Ekspor kopi menjadi salah satu upaya pemerintah mengenalkan produk Jawa Barat kepada masyarakat dunia, hingga mampu bersaing dengan produk lainnya di kancah internasional.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 04 Mar 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2022, 19:00 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berama Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, secara simbolis memecahkan kendi sebagai bentuk dimulainya proses ekspor perdana kopi asal Cikajang, Garut.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berama Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, secara simbolis memecahkan kendi sebagai bentuk dimulainya proses ekspor perdana kopi asal Cikajang, Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sukses melepas ekspor kopi Garut ke negeri kincir angin Belanda sebanyak 1 ton biji kopi pilihan, dengan nilai total Rp4 miliar.

Kopi milik koperasi di Desa Mekarsari, Cikajang itu merupakan, binaan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT Astra Internasional Tbk.

“Ini sebuah konsep yang kita latih agar kesejahteraannya petani merata dari hulu ke hilir,” ujar Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil selepas pelepasan secara simbolis ekspor kopi Garut, kemarin.

Menurutnya, ekspor kopi menjadi salah satu upaya pemerintah mengenalkan produk Jawa Barat kepada masyarakat dunia, hingga mampu bersaing dengan produk lainnya di kancah internasional.

“Kita juga ada konsep kopi ujungnya yaitu Jabarano telah buka di Australia, Oktober ini akan kita buka di Swiss, satu hari akan hadir di kota-kota seluruh dunia,” kata dia.

Saat ini pamor biji kopi terutama kopi Arabika dan Robusta dari dataran tatar Sunda di wilayah Jawa Barat, terus diminati konsumen kopi dunia dengan tujuan ekspor yang semakin luas.

“Kopi Jawa Barat banyak sekali ke Asutralia, Belanda, Taiwan, Arab Saudi, Amerika tidak terbatas, karena kopi itu selera dunia,” kata dia bangga.

Bahkan beberapa negara di wilayah Skandinavia dengan cuaca dingin ujar dia, menjadikan konsumsi kopi sebagai menu favorit keseharian minuman mereka.

“Jadi kita bisa ekspor ke sana, jadi cafe Jabarano bisa menyesuaikan lokasi ekspor, kalau ekspornya  ke Belanda kita ikuti, jadi nanti one hundred percent (100 persen) kopi Jawa Barat,” papar dia.

Data Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) Kementerian Perdagangan Tahun 2020 dan 2021 mencatat, total ekspor biji kopi Jawa Barat, mencapai US 16 juta dolar atau sekitar Rp 200 miliar (Kurs Rp14.300).  “Mudah-mudahan kita terus tingkatkan sampai triliun,” kata dia.

Dengan semakin meningkatknya standar mutu kualitas kopi Garut, Emil berharap peningkatan itu mampu meningkatkan nilai kesejahteraan bagi masyarakat, termasuk pendapatan bagi negara.

“Kalau kita saksikan hari ini terlihat standar praktek yang baik, tentunya kami berharap menjadikan Jawa barat sebagai unggulan eksportir kopi di Indonesia,” kata dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Konsep Pemerataan Ekonomi

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berama Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, tengah melihat biji kopi arabika segar hasil petikan petani Cikajang, Garut, Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berama Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, tengah melihat biji kopi arabika segar hasil petikan petani Cikajang, Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Emil menyatakan, konsep pemerataan ekonomi yang tengah digarap Provinsi Jawa Barat, diharapkan mampu dinikmati seluruh kalangan masyarakat mulai pelaku usaha kopi di hilir, termasuk hulu produksi yang dilakukan petani.

“Kami juga ingin membawa kembali anak-anak muda kita lulusan perguruan tinggi untuk kembali ke desa membangun usaha menjadi peruahaan CEO, menjadi petani milenial,” kata dia.

Konsep itu ujar dia, akan terus dikembangkan di Jawa Barat bahkan tingkah nasional untuk mengembangkan potensi daerahnya masing-masing. “Bahwa di masa depan tinggal di desa, rezeki kota usaha mendunia itu adalah hal yang sangat menjanjikan,” ujar dia.

Selain itu dukungan pemerintah melalui pola pentahelix dengan melibatkan banyak pihak mulai akademisi, pebisnias, komunitas, hingga media diharapkan mampu memacu perkembangan ekonomi masyarakat di seluruh wilayah.

“Tadi kami monitor prosesnya dan sangat komprehensif, kami bangga di Cikajang Garut ini menghasilkan kopi yang kelas dunia,” ujar dia.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, mengapresiasi lompatan besar yang dilakukan salah satu koperasi kopi binaan kampus hijau IPB tersebut.

Menurutnya, potensi kopi Garut bisa terus berkembang di era digital 4.0, salah satunya pemanfaatan teknologi green house bagi petani. “Karena sekarang itu tidak bisa tidak, pemanfaatan teknologi digital harus sudah dikembangkan,” kata dia.

Selain Garut, pihak kampus ujar dia, telah mengembangkan kemitraan di 53 desa Jawa Barat, termasuk Jawa Timur dan provinsi lain di Indonesia.

“Rencana (mengembangkan) di Kepri, kemudian juga nanti di Maluku Utara, dan provinsi-provinsi lain, sekarang para gubernur sedang menanti kehadiran IPB,” ujar dia bangga.

Dalam kesempatan itu, dilakukan Penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada Petani Milenial Jawa Barat Binaan IPB University dan Astra Internasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya