Secarik Kisah di Balik 'Anthem' Persis Solo

Zulham mengaku malah bangga jika lagunya tersebut menjadi lagu wajib Pasoepati untk dinyanyikan saat Persis Solo bertanding.

oleh Dewi Divianta diperbarui 07 Jun 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2022, 17:00 WIB
Band lokal asal Solo The Working Class Symphony, Pemilik Lagu Satu Jiwa Persis Solo
Band lokal asal Solo The Working Class Symphony, Pemilik Lagu Satu Jiwa Persis Solo (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Solo - Band lokal asal Solo The Working Class Symphony, pencipta lagu Satu Jiwa, tak menyangka lagu itu menjadi lagu wajib dan juga anthem Persis Solo. Awalnya, lagu itu hanya lagu biasa yang tidak dikhususkan untuk siapa pun.

Lantaran, makna lagu itu tentang perjuangan dan kebersamaan, maka lagu tersebut sering dilantunkan suporter Persis Solo, Pasoepati. Saking seringnya, lagu itu malah "didaulat" sebagai anthem klub kebanggaan warga Solo raya itu.

Salah satu personel The Working Class Symphony, Zulham menceritakan awal mulai lagu itu diciptakan memang bukan untuk anthem atau lagu wajib Pasoepati saat memberikan semangat kepada Laskar Sambernyawa. 

"Awal lagu ini dibuat sebenarnya bukan untuk Persis Solo. Kebetulan makna lagunya tentang perjuangan akan sesuatu hal, beberapa kali sempat dinyanyikan di tribun saat laga Persis Solo. Ternyata sampai sekarang kayak jadi icon dan menjadi anthem khusus Persis Solo," katanya kepada Liputan6.com di Solo, Senin (6/6/2022).

 

 

Lagu tentang Perjuangan

The Working Class Symphony Band Indi Solo
The Working Class Symphony Band Indi Solo (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Namun, Zulham melanjutkan, bermula dari seringnya dinyanyikan di dalam stadion, lagu itu sampai saat ini menjadi lagu wajib Pasoepati saat Persis bertanding. 

"Gara-gara terbiasa dinyanyiin, dan kami pemilik lagu malah senang lagunya digunakan sebagai anthem Persis Solo. Mau enggak mau lagu ini jadi lagu wajibnya Pasoepati dan Persis Solo," ucapnya.

Menurutnya, berjalannya waktu semakin membuat lagu ini booming di kalangan pendukung Persis Solo. Dirinya mengaku bangga. Dia menilai lagu itu menjadi lagu paling memilik arti sepanjang dirinya berkarier di dunia musik.

"Saya tidak keberatan malah bangga karena karya kami bisa bisa memberikan sesuatu yang berarti untuk tim yang juga kami suka sejak kecil. Sebagai pembuat karya, tentu kami merasa senang dengan ini (anthem Persis)," tutur dia.

Ia yang datang mengisi acara "Let's start the games" yang digelar Pasoepati Mboergadoel, berharap suporter Persis Solo khususnya Pasoepati Mboergadoel semakin loyal dalam memberikan dukungan untuk klub Persis. Tak hanya itu, Pasoepati harus semakin kritis terhadap manajemen Laskar Sambernyawa.

"Meski sudah lolos ke Liga 1, tapi kita tetap harus mengawal Persis Solo dan manajemen sehingga klub ini tidak merasakan lagi masa-masa sulit sebelum adanya perombakan manajemen baru. Pasoepati harus tetap kritis sehingga sinerginya berjalan lebih baik," katanya.

The Working Class Symphony adalah band indi yang terbentuk sejak tahun 2010. Lagu-lagu band ini cukup apik untuk didengar, salah satunya adalah lagu Satu Jiwa yang akhirnya menjadi anthem Persis Solo. Band tersebut terdiri dari Zoel sebagai lead vocal, Alby sebagai gitaris akustik, Moreno di posisi lead guitar, Tamtomo sebagai bassist, Bimo di posisi pemegang mandolin, Banjo Angga sebagai pemain violin, Erwin sebagai peniup whistle, dan Dhany adalah penggebuk drum.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya