Kopi Dulamayo, Berawal dari Tanaman Mitigasi Kini Bernilai Ekonomi Tinggi

Siapa yang sangka, bermula dari tanaman mitigasi bencana, tanaman Kopi Dulamayo kini malah menjadi sumber penghasilan warga.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 04 Agu 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2022, 11:00 WIB
Petani Kopi Dulamayo
Dua petani kopi dulamayo saat melakukan panen di kebun mereka. Foto: Sarjan L (Arfandi Ibrahim/LIputan6.com

Liputan6.com, Gorontalo - Desa Dulamayo Selatan, Kecamatan Telaga Jaya, Gorontalo, merupakan salah satu desa penghasil kopi di Provinsi Gorontalo. Desa yang berada di ketinggian kurang lebih 900 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini sebagian besar berprofesi sebagai petani kopi.

Kopi yang dihasilkan Desa Dulamayo Selatan ini adalah jenis kopi robusta. Bahkan saat ini kopi tersebut sudah memiliki brand dengan sebutan Kopi Dulamayo.

Tak heran jika Kopi Dulamayo khas Gorontalo tersebut sudah dikenal dikalangan para pecinta kopi di Gorontalo. Kopi Dulamayo sendiri terkenal dengan pola penanamannya yang terbilang organik.

Sebab, warga tidak gunakan pestisida atau pupuk kimia untuk merawat tanaman tersebut. Hal itu dikarenakan, agar kopi khas Dulamayo aman untuk dikonsumsi, bahkan saat dikelola pun menggunakan cara yang tradisional.

Tanaman kopi di Dulamayo, dalam sejarahnya, sudah ada sejak 1970-an. Namun dengan adanya program agropolitan jagung di Gorontalo pada 2002, tanaman kopi sangat terdampak.

Perkebunan kopi, berubah jadi lahan jagung, sebagian pepohonan kopi banyak yang ditebang. Meski begitu, hingga kini masih ada yang mempertahankan tanaman tersebut dan menghasilkan nilai ekonomi.

Seperti halnya yang dikatakan warga sekitar, Oma Jau misalnya, dirinya memiliki sekitar 20 pohon kopi. Setiap pohon, bisa hasilkan tiga kilogram. sementara total sekali panen bisa 60 kilogram.

“Usai panen biasa langsung jual Rp7 ribu per kilogram. Jika kita keringkan lagi dan disangrai, bisa sampai Rp50 ribu per kilogram." kata Oma Jau kepada Liputan6.com Senin, (1/8/2022).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tanaman Mitigasi Bencana

Bijih Kopi Dulamayo
Bijih kopi Dulamayo, kopi organik khas Gorontalo usai dikeringkan dan siap untuk dijual Foto. Sarjan (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Jemi Monoarfa, pegiat ekonomi desa di Gorontalo menyaksikan betul perkembangan kopi di Dulamayo. Dia juga orang pertama yang merintis nama Kopi Dulamayo sejak 2018.

Sejak 2016, Jemi mendampingi masyarakat di Desa Dulamayo Utara dan Dulamayo Selatan untuk budidaya kopi. Tujuannya, meningkatkan perekonomian desa berbasis potensi lokal di Gorontalo.

Dengan konsep ini, katanya, warga bisa mengolah kopi secara berkelanjutan. Dari 70 orang petani yang didampingi, menanam sekitar 20 sampai 30 pohon di kebun mereka.

"Sebagian besar warga masih menjadikan tanaman kopi sebagai pembatas perkebunan, ada juga sudah mulai menanam di dalam kebun.” kata Jemi.

“Tanah Dulamayo sangat bagus. Semua tanaman bisa tumbuh, jadi pemerintah tidak akan rugi jika mengolah kopi,” ungkapnya.

Selain itu kata Jemi, tanaman ini bisa menjaga struktur tanah untuk mencegah longsor. Terlebih, Kopi Dulamayo sendiri tidak pakai pestisida yang sewaktu-waktu merusak unsur tanah.

"ini motto ekologi, berdaya di hulu, merupakan kalimat yang bisa menerangkan bahwa kopi bisa menjaga kelestarian dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan di hulu Gorontalo," tuturnya.

“Bisa dibilang tanaman kopi Dulamayo bisa melestarikan makhluk hidup dan lingkungan dari hulu hingga hilir. Tanaman tahunan sebagai mitigasi bencana,” katanya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya