Liputan6.com, Manado - Organ hati merupakan organ yang sangat penting dalam pengaturan keseimbangan tubuh, mempunyai berat antara 1.2kg - 1.8kg atau dapat dikatakan berkisar 2.5 persen dari berat badan normal orang dewasa. Organ ini berwarna merah kecoklatan dan terletak di bawah diafragma kanan, dilindungi bagian bawah tulang iga kanan dengan kondisi normal, kenyal dan permukaan yang licin.
Pada tatalaksana organ hati, Andrew Waleleng mengatakan, bahwa tes (medis) fungsi hati dilakukan di dalam laboratorium pada Enzim SGOT/ AST dengan nilai normal 10-40 IU/L dan SGPT/ALT. Nilai normal yang berkisar 5 - 35 IU/L dengan interpretasi akan meningkat sesuai inflamasi dan atau nekrosis hepatosit.
Biasanya tidak diperlukan untuk mengukur keduanya namun rasio AST : ALT lebih besar dari 2 akan terdiagnosis kecendrungan penyakit hepatitis alkoholik. Adapun tatalaksana pemeriksaan hati lanjutan yang tentunya sesuai indikasi meliputi ; pemeriksaan viral marker, Albumin, Billirubin, Protrombin time, ALP GGT dan Pemeriksaan Radiologi seperti ; USG perut dan CTscan abdomen
Advertisement
Adapun pada sesi akhir edukasi, diingatkan kembali akan fungsi organ hati antara lain sebagai detoksifikasi dan sebagai metabolisme lemak. Dan sejumlah jenis kerusakan atau 'sakit' pada hati antara lain: Perlemakan hati, Nekrosis hati, Kolestatis, Sirosis, dan Gagal hati.
Dia menandaskan bahwa jangan sampai keluhan penyakit hati berkomplikasi. Hal tersebut dapat dicegah dengan segera memulainya dalam pola hidup sehat, berolahraga yang cukup dan berkelanjutan, hindari asupan makanan berbahan pengawet, lemak dan lainnya yang bertujuan guna mempermudah kerja organ hati.
"Tidur cukup dan teratur, lengkapi dengan rutin cek up ke dokter dan beberapa kasus sering terjadi belakangan ini adalah terjadi nya 'Fatty Liver' ( hati berlemak) karena kadar kolesterol yang berlebih dalam tubuh, fatty liver yang tidak ditangani akan berakhir dengan Sirosis hepatis atau gagal hati, Jadi secara keseluruhan jangan sepelehkan sakit hati," ujarnya.
Organ Hati (liver) memegang peranan penting pada metabolisme tubuh manusia. Karenanya, fungsi hati yang terganggu bisa berdampak pada terganggunya fungsi organ tubuh lainnya.
Gangguan hati dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari perlemakan, infeksi virus, kecanduan alkohol, paparan senyawa kimia beracun (hepatitis toksik), gangguan pada sel hati (kolestatik), adanya kanker hati hingga gaya hidup tidak sehat yang merupakan penyebab kerusakan pada organ hati. Deteksi dini dan penanganan yang tepat perlu dilakukan guna mencegah risiko komplikasi yang bersifat serius.
Dari rangkaian momentum Hari Hepatitis Dunia , Siloam Hospitals Manado kembali mengingatkan kepada publik melalui edukasi bertajuk 'Jangan Sepelekan Sakit Hati', dokter Spesialis Penyakit Dalam Siloam Hospitals Manado, dr Andrew Waleleng Sp.PD., mengatakan akan sejumlah jenis kerusakan atau 'sakit' pada organ hati antara lain: perlemakan hati, nekrosis hati, kolestatis, sirosis, dan gagal hati.
"Rusaknya organ hati ini dipicu oleh malasnya masyarakat melakukan deteksi dini dan terus melakukan gaya hidup yang tidak sehat," tutur dr. Andrew Waleleng, Jumat (05/08/2022) melalui kanal zoom yang diikuti puluhan komunitas kesehatan dari kota Manado.
Menurut Andrew Waleleng, pada penderita terdapat sejumlah ciri dan gejala yang terjadi ketika organ hati mengalami kerusakan, yaitu mata menjadi berwarna kuning (Jaundice), kerap mengalami sakit perut dan bentuk perut semakin membesar (Swollen Abodemen), mual dan muntah secara berkelanjutan hingga mengalami penurunan berat badan secara drastis.
"Jika sudah dalam tahap kerusakan, maka pengobatan dapat dilakukan berupa antivirus untuk penyakit hati yang disebabkan oleh virus atau menkonsumsi obat untuk gejala yang muncul, atau bahkan akan dilakukan pembedahan dan transplantasi jika sudah terjadi sirosis atau gagal hati," jelasnya.
Â