Kabar Kenaikan BBM Bersubsidi Bikin 'Panic Buying', Warga di Bandung Serbu SPBU

Di beberapa SPBU lainnya di Kota Bandung juga terpantau ramai antrean kendaraan.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 01 Sep 2022, 16:09 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2022, 16:06 WIB
FOTO: Antrean Kendaraan di SPBU Jelang Kenaikan Harga Pertamax
Sejumlah kendaraan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di sebuah SPBU di Jakarta, Kamis (31/3/2022). PT Pertamina (Persero) akan memberlakukan tarif baru BBM jenis Pertamax menjadi Rp 12.500 pada 1 April 2022. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Bandung - Kabar kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi membuat sebagian masyarakat di Kota Bandung merasa panik. Imbasnya, di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau pom bensin terjadi banyak antrean.

Baik pengendara motor hingga mobil antre di beberapa pom bensin dan mengakibatkan beberapa keramaian.

Pantauan Liputan6.com pada Kamis (1/9/2022) di SPBU Kiaracondong, sekitar pukul 07.00 WIB, terpantau adanya antrean pembeli.

Beberapa SPBU lainnya di Kota Bandung juga terpantau antrean kendaran.

Salah satu pengendara sepeda motor, Arif (35) mengatakan, dirinya memilih membeli Pertalite karena harganya masih terjangkau. "Pertalite harganya paling murah dibandingkan dengan Pertamax, bedanya lumayan," kata Arif.

Adapun harga BBM Pertalite dan Pertamax belum ada perubahan. Harga BBM kedua jenis ini masih dijual masing-masing Pertalite sebesar Rp7.650 per liter dan Pertamax sebesar Rp12.500 sampai Rp13.000 per liter.

Masyarakat sejauh ini masih menanti kepastian kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM subsidi Pertalite dan Solar yang dikabarkan akan mengalami penyesuaian.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Harga BMM Nonsubsidi Turun

20170105-BBM-Naik-AY1
Papan petunjuk BBM yang berada di SPBU, Jakarta, Kamis (5/1). Penetapan harga BBM Umum jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite dan Pertalite merupakan kebijakan korporasi Pertamina. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, PT Pertamina (Persero) resmi menurunkan tiga harga dari BBM nonsubsidi di seluruh provinsi pada Kamis, 1 September 2022.

Tiga jenis BBM non subsidi yang mengalami penurunan harga adalah Pertamax Turbo, Dexlite, serta Pertamina Dex. Rata-rata penurunan dari harga BBM tersebut beriksar di antara Rp2.000 per liter.

Seperti harga Pertamax Turbo turun dari Rp17.900 per liter menjadi Rp15.900 per liter, kemudian ada solar dexlite yang sebelumnya Rp17.800 per liter menjadi Rp17.100 per liter. Adapun Pertamina Dex dari Rp18.900 per liter menjadi Rp17.400 per liternya.


Jokowi Beberkan Penyebab Harga BBM Belum Naik

Jokowi Terima Presiden Timor Leste Ramos Horta di Istana Kepresidenan Bogor
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) berbincang dengan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta saat menerima kunjungan kenegaraan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/7/2022). Hubungan diplomatik Indonesia dan Timor Leste sendiri sudah berjalan selama 20 tahun. (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan bahwa pemerintah masih mengkalkulasi harga bahan bakar minyak alias BBM bersubsidi. Dia menyampaikan kalkulasi dilakukan dengan penuh kehati-hatiaan.

"BBM semuanya masih pada proses dihitung dikalkulasi dengan hati-hati. Masih dalam proses dihitung dengan penuh kehati-hatian ya," jelas Jokowi di Papua, Kamis (1/9/2022).

Seperti diketahui, pemerintah telah memutuskan untuk mengalihkan sebagian subsidi bahan bakar minyak (BBM). Langkah ini membuat kabar kenaikan harga BBM semakin kuat. Jika pun benar-benar disesuaikan, sebetulnya ini bukanlah langkah baru yang pernah diambil Jokowi.

Menurut catatan Liputan6.com, Presiden Jokowi setidaknya pernah tujuh kali mengubah harga BBM bersubsidi sejak dia menjabat pada 2014 lalu. Namun, jumlah ini seiring dengan dinamika di awal periode kedua dia menjabat.

Kemudian, belum termasuk juga dengan hitungan peralihan BBM penugasan dari Premium ke Pertalite yang sama-sama mengalami penyesuaian harga.

Sejak 2014-2016 saja misalnya, Presiden Jokowi, tujuh kali mengubah harga BBM bersubsidi. Premium tercatat 4 kali mengalami kenaikan harga, dan tiga kali mengalami penurunan harga. Berbeda, Solar hanya mengalami dua kali kenaikan harga, sementara telah lima kali mengalami penurunan harga.

Pemerintah juga menyiapkan tiga jenis bantalan sosial kepada masyarakat di tengah isu naiknya harga BBM bersubsidi tersebut. Pertama adalah Bansos Rp 12,4 triliun untuk 20,65 juta warga Indonesia, kedua BLT Rp 9,6 triliun untuk 16 juta pekerja, dan Bantuan pemda Rp 2,17 triliun untuk transportasi umum.

Penulis: Natasa K

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya