Kisah Bruynzeel, Kejayaan Masa Lampau di Kalimantan Tengah

Cerobong asap yang berkarat dan menjulang tinggi itu, pernah menjadi saksi betapa megahnya Naamloze Vennootschap Bruynzeel Dayak Houtbedrijven (NV BDH) sebagai perusaahan pemotongan kayu terbesar Se-Asia Tenggara yang berada di Sampit, Kalimantan Tengah, kala itu.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 10 Sep 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2022, 13:00 WIB
Bruynzeel
Foto: Inhutani

Liputan6.com, Sampit Cerobong asap yang berkarat dan menjulang tinggi itu, pernah menjadi saksi betapa megahnya Naamloze Vennootschap Bruynzeel Dayak Houtbedrijven (NV BDH) sebagai perusahaan pemotongan kayu terbesar yang berada di Sampit, Kalimantan Tengah, kala itu.

Didirikan pada tahun 1948 di tepian Sungai Mentaya dan Pemuatan, perusahan pemotongan kayu asal Belanda ini baru mulai beroperasi seletah setahun kemudian tepatnya 1949. Melansir dari artikel Ahmad Suhaili di Suara Borneo, Jumat (9/9/2022) pendiriannya pun tak bisa lepas dari Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus-29 November 1949.

"Penyerahan kedaulatan ini direalisasikan pada 27 Desember 1949. Sebagai pertanda kedaulatan itu, Wakil Presiden Mohamad Hatta datang ke Kota Sampit untuk membuka operasional perusahaan yang sahamnya dimiliki pemodal Belanda tersebut," tulis Ahmad Suhaili.

Perusahaan ini menggarap berbagai jenis kayu hutan, antara lain Kruing, Meranti, Jati, Bengalan hingga Agatis. Kemudian hasilnya diolah menjadi bahan bangunan dan kerangka meubel untuk kebutuhan ekspor. Kayu-kayu ini dikirim menggunakan kapal Neel Bruynzeel dan Leet Bruynzeel ke Jakarta, dari sanalah kemudian diekspor ke India hingga China.

Sedikitnya 2.000 pekerja saat itu menggantungkan nasib dari Bruynzeel, namun sayang kejayaan Bruynzeel cuman bertahan selama 13 tahun tepatnya pada tahun 1961. 

 Saksikan video pilihan berikut ini: 

 

Ikon Kota

Tampuk kepemimpinan pabrik berpindah ke tangan pemerintah kota, hal tersebut menyusul dikeluarkannya Peraturan Perusahaan Negara (PN) Perhutani oleh pemerintah.

Kemudian pada tahun 1972, pemerintah mengeluarkan PP no. 15/1972 tentang perubahan PN. Perhutani Kalimantan menjadi Inhuntani. Ini merupakan upaya pemerintah dalam meningatkan pendapatan negara melalui sektor perkayuan di Indonesia.

Kini bangunan tersebut menyishkan kisah, bahkan Taman Kota Sampit yang saat ini menjadi ikon kota dahulunya merupakan lapangan sepakbola, yang dibangun Bruynzeel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya