Liputan6.com, Sambas - Terdapat sebuah desa wisata tenun yang terletak di Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Desa wisata tersebut diberi nama Desa Wisata Budaya Tenun Sumber Harapan.
Kabupaten Sambas memang merupakan salah satu daerah yang menjadikan kerajinan tenun songket sebagai produk unggulan industri mikro. Tenun songket Sambas yang telah ditekuni masyarakat secara turunmenurun ini bahkan sudah dikenal sejak masa pemerintahan Sultan Sulaiman atau yang lebih dikenal Sultan Muhammad Tajudin.
Mengutip dari 'Identifikasi Karakteristik Desa Wisata Budaya Tenun Sumber Harapan Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas' oleh Vini Aristy Putri, Erni Yuniarti, dan Chairunnisa, kain tenun songket dikenakan dalam kegiatan- kegiatan formal maupun nonformal, seperti undangan pernikahan, acara adat kebudayaan, dan lainnya. Adapun Desa Sumber Harapan terdiri dari tiga dusun, yaitu Semberang I, Semberang II, dan Solor Medan.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya sebatas pasar lokal, produk desa wisata tenun Sambas atau Desa Sumber Harapan juga telah merambat hingga konsumen luar negeri, terutama Brunei Darussalam. Desa ini memiliki sepuluh unit pelaku usaha dengan total pengrajin hingga 270 orang yang tersebar di beberapa desa.
Sistem kerja para pengrajin dilakukan dengan cara menyetor ke para pelaku usaha untuk kemudian mendapatkan upah. Perkembangan desa wisata ini tak lepas dari peran pemerintah, pihak kemitraan, dan akademisi.
Mereka membangun Gedung Galeri Tenun, memberikan pelatihan kepada kelompok tenun, membentuk kelompok sadar wisata, memberikan pinjaman KUR (Kredit Usaha Rakyat) secara lunak, hingga aktivitas promosi. Selain memiliki produk unggulan berupa kain tenun, desa wisata ini juga memiliki daya tarik wisata berupa wisata agro dan wisata air.
Adapun sentra industri kerajinan kain tenun di Desa Wisata Budaya Tenun Sumber Harapan merupakan sentra industri tenun pertama yang memiliki keunikan serta berpotensi di Kecamatan Sambas. Selain motif-motif beragam yang terinsipirasi dari lingkungan sekitar, kerajinan tenun ini juga menjadi sumber mata pencaharian masyarakat.
Bahkan, pada 2014, desa wisata ini juga telah mendapatkan penghargaan berupa rekor MURI sebagai kain tenun songket terpanjang. Beberapa kain tenun tradisional yang dihasilkan memiliki corak khas sambas serta motif hasil pencampuran motif-motif lama (motif kerajaan) dengan motif inovasi dari pengrajin. Motif-motif ini juga mengikuti perkembangan zaman, sehingga tidak monoton.
Â
Beragam Motif
Motif-motif yang diciptakan juga merupakan hasil pengamatan lingkungan sekitar, flora, dan fauna. Salah satu coraknya adalah 'pucuk rebung' dengan bentuk lurus menjulang tinggi ke atas dan merunduk.
Motif tersebut memiliki makna ketika berada di atas 'ketingguan', seseorang harus berusaha untuk maju, pantang mundur, tetap berusaha, serta tidak sombong dan angkuh ketika telah berhasil. Corak lainnya yakni 'awan berantai' yang mengandung makna awan yang melindungi dan rantai sebagai generasi yang tidak putus.
Corak tersebut diartikan bahwa warisan tenun ini tetap dilindungi dengan adanya generasi- generasi penerus. Adapun proses pembuatan kain tenun Sambas di Desa Wisata Budaya Tenun Sumber Harapan melewati beberapa tahapan persiapan dan pelaksanaan.
Tahapan persiapan dimulai dengan membuat pola dan motif serta menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan. Selanjutnya adalah tahap persiapan alat dan bahan.
Kemudian, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan dari tahapan narraw, nganik, nattar, ngubung, dan menenun. Adapun kain tenun ini telah dipasarkan secara offline dan online.
Penjualan offline yakni dengan menjajakan kain di samping rumah para pelaku usaha. Sementara itu, penjualan dengan sistem online dilakukan melalui platform Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
(Resla Aknaita Chak)
Advertisement