Liputan6.com, Indramayu Suasana pagi yang menghebohkan terjadi di Desa Cangkingan, Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, Kamis (24/11/2022) sekitar pukul 05.00 WIB.
Usai salat subuh, warga di desa setempat digemparkan dengan penemuan jenazah salah satu warga dalam kondisi gantung diri.
Korban diketahui bernama Katub (68). Ia tewas dengan posisi leher terlilit tambang di pohon dekat rumahnya.
Advertisement
Baca Juga
Kapolres Indramayu, AKBP M Lukman Syarif melalui Kapolsek Kedokanbunder, IPDA Sujana saat dikonfirmasi sejumlah media membenarkan peristiwa gantung diri tersebut.
"Kejadiannya pagi sekitar pukul 05.00 WIB, korban ditemukan tergantung dengan lilitan tali tambang," ujar dia.
IPDA Sujana menjelaskan, peristiwa itu bermula saat salah seorang warga, Tolib (63) berjalan kaki melintasi rumah korban setelah selesai melaksanakan salat subuh.
Ketika lewat depan rumahnya, ia melihat korban dalam keadaan berdiri. Namun, saat didekati, korban terikat di bagian lehernya dengan seutas tali tambang pada sebuah pohon.
Â
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Saksikan video pilihan berikut ini:
Keluarga Korban
Mengetahui peristiwa itu, Tolib langsung menghubungi tetangga korban, Sely. Lalu Sely menghubungi keluarga dan langsung melapor ke kantor polisi.
Tak berselang lama, petugas kepolisian dari sektor Kedokan Bunder bersama dengan tim medis langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengevakuasi korban.
Dari hasil pemeriksaan luar sementara, menurut keterangan tim medis, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bekas luka kekerasan.
Sementara, keterangan dari pihak keluarga, korban diketahui memiliki riwayat penyakit komplikasi menahun yang tak kunjung sembuh.
Diduga kuat, korban nekat mengakhiri hidupnya karena frustasi dengan penyakit yang ia derita. "Pihak keluarga tidak bersedia dan menyatakan keberatan untuk dilakukan autopsi," ujar dia.
Â
Penulis: Pradesta Bagus
Advertisement